
Pedagang Pasar Pagi Minta Ditunda, Kata Wali Kota Samarinda Tetap Dibongkar
HARIAN PELITA — Mendapat protes dari sejumlah pedagang agar pembongkaran bangunan pasar ditunda hingga selesai Idulfitri 2024.
Tetapi Wali Kota Samarinda Andi Harun tetap pada pendiriannya dan secara tegas dikatakan penundaan pembongkaran tidak mungkin dilakukan karena akan mengganggu anggaran pembangunan pasar yang sudah dialokasikan dalam APBD 2024.
Karena masa jabatannya sebagai wali kota hanya tersisa hingga November 2024.
“Kalau kami menunda pembongkaran hingga setelah Lebaran 2024 (Mei atau Juni), tidak mungkin bangunan bisa diselesaikan kurang dari satu tahun. Itu tidak ada akan bisa,” ungkapnya, Baru-baru ini.
Jika pedagang tetap berkeras meminta penundaan, ada beberapa kemungkinan, misalnya, sama sekali tidak bangun.
“Kami punya niat baik tapi kalau dihalangi ya sudah, apa boleh buat. Itu permintaan mereka,” singkatnya.
Pembangunan Pasar Pagi yang baru bertujuan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pedagang dan konsumen.
Pasalnya, bangunan pasar lama sudah berusia lebih dari 60 tahun dan rawan runtuh. “Kami tidak ingin ada kejadian misalnya bangunan runtuh. Bangunan itu dibangun 1960-an,” ujarnya.
Nantinya desain bangunan pasar yang baru akan dibangun dengan gaya modern. Pintu depan pasar akan menghadap ke Citra Niaga karena ingin menjadi satu kesatuan dalam perencanaan pengembangan kawasan Teras Samarinda, Citra Niaga hingga rencana menghidupkan Little Chinatown di kawasan Pelabuhan Samarinda.
“Kurang elok rasanya jika pasar yang menjadi salah satu ikon Samarinda yang notabene ibu kota Kaltim wujudnya seperti saat ini. Beragam fasilitas akan dilengkapi, misalnya area parkir yang layak hingga eskalator memudahkan akses pedagang,” tuturnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perdagangan Samarinda Marnabas Patiroy mengatakan, pihaknya terus memikirkan opsi relokasi pedagang Pasar Pagi selama proses pembangunan berlangsung. Ada sekitar 2.800 pedagang yang harus dipindahkan sementara.
“Kami menunggu izin dari Pelindo untuk menggunakan kawasan Pelabuhan Samarinda sebagai tempat relokasi. Jika dibolehkan tentu kami akan siapkan tempatnya,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, opsi lain yang tengah dijajaki adalah Mal Mesra Indah, Segiri Grosir hingga eks Bandara Temindung.
Namun, untuk menggunakan lahan eks Bandara Temindung, pemkot harus mendapatkan restu dari Gubernur Kaltim Isran Noor karena aset tersebut milik Pemprov Kaltim.
“Di sini kami rasa paling pas, karena berada di tengah kota dan mudah diakses kendaraan umum. Selama relokasi kami bisa membuka akses ke berbagai titik, misalnya tembusan Jalan Lambung Mangkurat atau menuju ke Jalan Kemakmuran. Kami akan menyiapkan lapaknya pedagang tidak perlu menyewa,” tuturnya.
Marnabas berharap, pedagang Pasar Pagi bisa menyadari bahwa pemerintah mengambil langkah rekonstruksi agar semua lebih nyaman, baik pedagang maupun konsumen. Dia juga meminta pedagang untuk bersabar dan bekerja sama dengan pemerintah selama proses pembongkaran dan pembangunan pasar. •Redaksi/M Arif M