2025-05-25 6:42

PHK di Sukabumi, Empat Perusahaan Gulung Tikar, 25 Ribu Pekerja Kena PHK

Share

HARIAN PELITA — Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran di wilayah Sukabumi, Jawa Barat akibat perusahaan mengalami dampak krisis ekonomi global.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Sukabumi pun menyatakan keprihatinannya, sebanyak empat perusahaan dinyatakan berhenti operasional akibat terdampak krisis ekonomi global.

Ketua DPK APINDO Kabupaten Sukabumi Sudarno kemudian memberikan pernyataan bahwa kondisi perusahaan sektor industri padat karya di wilayah Kabupaten Sukabumi, belum membaik, hingga berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Itu terlihat dari permintaan produksi yang terus mengalami penurunan.

“Itu merupakan dampak dari pasca-pandemi Covid-19 dan pasca-resesi ekonomi global. Sehingga, masih belum stabil dan pulih ordernya seperti sediakala,” kata Sudarno dalam keterangannya Senin (15/7/2024).

Dia mengatakan, dampak resesi ekonomi global itu, masih terasa. Khususnya, pada perusahaan yang bergerak dalam sektor industri padat karya. Sebab, permintaan order dari negara tujuan ekspor seperti Eropa dan Amerika, belum ada peningkatan signifikan.

Sehingga, order yang diberikan di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, masih belum optimal. Nilai upah minimum bagi pekerja buruh juga dinilai menjadi salah satu faktor biaya produksi menjadi lebih tinggi.

“Khususnya untuk sektor industri padat karya terjadi pelemahan daya saing dalam mendapatkan order pekerjaan (produksi) dari buyer. Jika dibandingkan dengan perusahaan sektor industri padat karya yang berada di luar daerah Sukabumi, terutama dengan wilayah Provinsi Jawa Tengah yang dapat menerima order dengan harga yang bisa lebih murah,” jelasnya.

Empat perusahaan tutup
Secara rinci, pihak APINDO mencatat dari akhir tahun 2023 hingga pertengahan 2024 terdapat 4 perusahaan di wilayah Kabupaten Sukabumi yang tutup.

Yaitu PT Manito Word di wilayah Benda, Kecamatan Cicurug, PT Pajar Tunggal Nasional di Kecamatan Parungkuda, PT Moda Aparrel di Jalan Tenjoayu, Kecamatan Cicurug dan satu perusahaan yang mulai non aktif, yaitu PT Tirta Mas Lestari, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug.

“Tiga perusahaan bergerak dalam bidang industri padat karya. Sementara satu perusahaan bergerak dalam bidang AMDK (air minum dalam kemasan) yakni, PT Tirta Mas Lestari di Cicurug,” terang dia.

25 Ribu Pekerja Kena PHK
Empat perusahaan yang dinyatakan gulung tikar itu, menurutnya, imbas dari krisis ekonomi global. Saat ini, banyak perusahaan industri padat karya yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan order. Kondisi itu dinilai semakin memperburuk kondisi dunia industri di Kabupaten Sukabumi.

DPK APINDO Kabupaten Sukabumi menyebut, jumlah buruh atau karyawan yang di PHK sejak terjadinya resesi ekonomi global sampai akhir tahun 2023, mencapai lebih dari 25.000 buruh atau pekerja.

“Dari jumlah total 62 perusahaan yang terdaftar sebagai anggota DPK APINDO Kabupaten Sukabumi, sekitar 29 perusahaan yang melakukan PHK tersebut yang melakukan efisiensi atau pengurangan karyawannya,” ujarnya. ●Redaksi/Pian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *