2025-05-27 21:11

SPAM Pantai Selatan Proyek Prioritas Nasional.

Share

HARIAN PELITA — Pj Bupati Lombok Timur H Muh Juaeni Taufik menyatakan pengambilan air Sungai Tibu Krodet di Kecamatan Sikur sebagai Sistem Penyediaan Air Minum ( SPAM ) di wilayah pantai selatan Lombok Timur.

Program kegiatan itu didanai oleh pihak Bank Dunia dibayarkan oleh Pemerintah Pusat sebesar Rp120 miliar.

Sebelumnya warga melakukan unjuk rasa untuk menolak program kegiatan SPAM Pantai Selatan karena khawatir air Sungai Tibu Krodet debit airnya akan berkurang untuk mengairi lahan sawah pertanian yang ada dibeberapa Kecamatan.

Akan tetapi dengan adanya program proyek SPAM Pantai Selatan tidak akan pernah menyebabkan berkurangnya air.

Maka dari itu Pemerintah Daerah mengharapkan dengan duduk bareng bermusyawarah ditemukan pemahaman dan solusi terbaik dan menyampaikan informasi yang benar dan akuntabilitas dan bisa dipertanggung jawabkan kepada publik bahwa program SPAM Pantai Selatan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan dampaknya sangat positif.

“SPAM Pantai Selatan diharapkan sebagai solusi ketersediaan air di wilayah selatan,” ujarnya.

Dikatakannya juga pengambilan air dari sungai Tibu Krodet sudah melalui kajian dan study dari Balai Wilsyah Sungai (BWS) dan SIPA sudah diterbitkan.

Informasi himpun media ini dari kajian BWS debit terkecil air Sungai Tibu Krodet pada puncak musim kemarau sejak 3 bulan terakhir yakni bulan September, Oktober, November, yakni diangka 307 liter per – detik , dan pengambilsn untuk SPAM Pantai Selatan hanya sekitar 16 persen atau 50 liter per detik saja, ujar Pj Bupati Lotim HM Juaeni Taufik Senin, 4 Desember 2023 di Selong.

“Dan jika warga masyarakat kita disekitarnya ada kesulitan untuk mengairi irigasi sawah pertaniannya nanti maka caranya adalah tinggal kita printahkan untuk di tutup Katupnya yang mengarah ke SPAM,” tambahnya.

Hanya saja pada musim hujan air sungainya kan melimpah ni sampai banjir dan tentu akan menjadi mubazier kalau dibiarkan terbuang kelaut.

“Jadi selama 8 atau 9 bulan airnya tidak berkurang dan masih kita memiliki keuntungan, hanya 3 bulan terakhir baru agak sulit karena kemarau memuncak,” tegasnya. •Redaksi/Pan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *