
Kesbangpol Jaksel Gelar Dialog Interaktif Diikuti Puluhan Peserta Lewat Zoom
HARIAN PELITA — Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Suban Kesbangpol) Jakarta Selatan menggelar kegiatan dialog interaktif dengan menitikberatkan pencegahan/manajemen konflik dan penangananya bagi masyarakat DKI Jakarta.
Acara dilaksanakan, Kamis (20/9/2023) di Ruang Kesbangpol Lantai VI, Gedung Pemerintahan Kota Jakarta Selatan, Blok A.
Kegiatan dialog interaktif ini menghadirkan para narasumber berkompeten dibidangnya, diantaranya Kasat Binmas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Dodi Ginanjar SH, Edi Kuswanto Ketua Koordinatoriat PWI Jakarta Selatan, dan Ken Setawan Pemerhati Konflik Sosial.
Kepala Kesbangpol Jakarta Selatan Dirhamul Nugraha dalam sambutanya mengatakan, dalam kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara yang sedang dilanda oleh arus krisis dan disintergrasi maka NKRI tidak terhindar dari berbagai macam gugatan serta pelecehan terhadap krediblitasnya.
“Dalam dasar Negara idiologi maka suatu bangsa mustahil akan dapat bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman. Untuk meningkatakan rasa nasionalisme dan kebangsaan diperlukan adanya revitalisasi dan aktualisasi nilai nilai luhur bangsa salah satunya kegiatan Dialog Interaktif dilaksnakan hari ini,” ujar Dirham.
Dialog kali ini menitik beratkan pada Manajemen Konflik dan Penanganan Konflik Sosial bagi masyarakat Jakarta umunya dan terkhusus Jakarta Selatan.
Sehingga tercipta masyarakat yang kondisif dari masalah-masalah dan konflik sosial di masyarakat seperti tawuran organisasi masyarakat dan tawuran pelajar.
Sementara itu Kompol Dodi Ginanjar SH mengatakan bahwa tawuran yang sering terjadi terutama dikalangan pelajar hanya menghasilkan korban yang sia-sia.
“Apa lagi saat ini, seakan trend, bahwa banyak artis yang suka lapor melapor padahal hanya urusan sepele. Hanya untuk konten. Tetapi karena sifatnya laporan ya mau tak mau harus diproses/ditindaklanjuti juga. Maka kegiatan yang seperti ini (Dialog interaktif_Red) sangat lah diperlukan ditengah-tengah masyarakat. Juga bisa menjadi sosialisasi. Agar masyarakat semakin mengerti dan paham bahwa hal yang bersifat tawuran hanya akan merugikan diri sendiri,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koordinatoriat PWI Jaksel Edi Kuswanto mengatakan bahwa akar-akar konflik beragam. Salah satunya karena adanya perebutan sesuatu yang jumlahnya terbatas.
Sebagian ada yang mengatakan konflik bisa terjadi karena adanya ketimpangan-ketimpangan ditengah masyarakat terutama antara kelas atas dan bawah.
Juga karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan, kebutuhan dan tujuan masing-masing anggota masyarakat. Konflik-konflik tersebut dari sisi media menjadi sangat “seksi” untuk dipublikasi karena dalam hal ini sudah ada korban maupun hal serta hak yang dirugikan.
“Jadi dialog interaktif salah satu tujuan utamanya adalah sosialisasi ke tengah masyarakat bahwa hal-hal yang merugikan kepentingan umum adalah sesuatu yang sia-sia. Apa lagi sudah ada korban. Jadi sudah sepatutnya kita bersama-sama mencegah agar hal yang bersifat negatif seperti tawuran ini dihentikan. Bersatu padu dan kompak menyadarkan masyarakat dengan tindakan-tindakan positif ditengah-tengah warga,” ujar Edy. •Redaksi/Geng