2025-05-23 18:16

Membongkar Praktek Calo di Samsat Jakarta Utara, Kata Warga Itu Sudah Biasa

Share

HARIAN PELITA — Korlantas Polri terus mengkampanyekan tidak menggunakan jasa calo untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan di kantor Samsat (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap). Bahkan spanduk besar kerap terpampang di dalam kantor layanan publik itu

Namun masyarakat kebanyakan masih mengandalkan jasa calo atau biro jasa untuk mengurus perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) baik pembayaran rutin setiap setahun sekali atau penggantian plat nomor polisi (lima tahun sekali).

Seperti terlihat di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Jakarta Utara terletak di Jalan Gunung Sahari Raya, Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara pada Rabu (1/3‎/2023) terlihat dipenuhi praktek percaloan dan uang pelicin.

Sejak pukul 08.00 WIB pagi, sejumlah calo nampak sudah duduk di bangku di depan loket cek fisik kendaraan di salah satu sudut kantor itu.

Mereka membawa map dan sejumlah berkas yang hendak mereka urus perpanjangan STNK dan penggantian plat nomot polisinya.

Supardi (40), warga Kelurahan Padamangan, Jakarta Utara mengaku sudah menjalani profesinya sebagai calo selama 8 tahun terakhir hingga kini sebagai pekerjaan utamanya.

“Dulu awalnya saya cuman membantu salah satu kerabat keluarga untuk mengurus perpanjangan STNK dan SIM, namun setelah saya lihat ada peluang, sayapun terjun langsung membuka jasa,” ujarnya, Rabu (1/3/2023).

Lanjut Supardi mengatakan, praktek calo di Samsat Jakarta Utara masih berlangsung hingga saat ini baik di tingkat petugas pengecekan fisik kendaraan hingga petugas staf administrasi di loket pendaftaran dokumen dan pe‎mbayaran pajak.

“Sepertinya sudah menjadi hal biasa di Samsat Jakarta Utara, apalagi kalau sedang ramai dan padat warga yang mengurus sendiri bisa berjam-jam untuk mengurus perpanjangan STNK atau penggantian plat nomor polisi,” jelasnya

Menurutnya sangat berbeda dengan kondisi Samsat ditempat lain, pengurusan STNK ataupun plat nomor polisi dalam waktu 10 hingga 15 menit dengan fasilitas drive thru.

“Kalau di Samsat Utara mah boro-boro bisa seperti itu, udah lama, sumpek lagi, soalnya kantornya disinikan digabung sama Samsat Jakarta Pusat, jadi makin bikin ramai karena mengurus dua wilayah yang berbeda,” ucapnya.

Kondisi inilah yang membuat praktek calo tumbuh subur di Samsat Jakarta Utara. Bahkan pria yang sudah memiliki tiga orang anak itu mengaku bisa mendapatkan tiga hingga lima berkas yang harus di urus dalam waktu satu hari.

Untuk mengurus perpanjangan STNK lima tahunan, ia mematok biaya Rp150 ribu kepada pelanggannya. Sedangkan perpanjangan STNK tahunan hanya dipatok Rp100 ribu untuk jenis kendaraan sepeda motor, sedangkan untuk kendaraan mobil harganya dua kali lipat dari biaya jasa mengurus sepeda motor.

Sementara itu Adit Nugroho (50), warga Sawah Besar sedang mengantre cek fisik sembari menunggu loket pendaftaran dibuka.

Baginya jasa calo sangat mengakar di Samsat Jakarta Utara dan antara petugas dengan calo sudah TST (Tahu Sama Tahu).

“Lagi ngurusin perpanjangan STNK dan nomor plat polisi, saya gak perlu bawa sepeda motor klien untuk dicek fisik, cukup kasih uang Rp20 ribu atau Rp30 ribu saja ke petugas loket dengan disisipkan dalam berkas, mereka sudah mengerti kok,” kata Adit.

Bahkan pria kepalanya plontos itu sudah memiliki lembar dokumen cek fisik sepeda motor meski saat itu loket pendaftaran cek fisik belum dibuka.

“Ini kertas cek fisik saya beli di tingkat Polda. Kalau di Samsat seperti ini ‎sudah susah semenjak sidak beberapa waktu lalu. Kalau formulir pendaftaran saya sudah fotokopi jadi saat datang mengurus perpanjangan tidak perlu lagi repot-repot isi,” ucapnya.

Ia juga mengaku ‎tidak perlu membawa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) klien yang sedang ia urus perpanjangan nomor plat polisinya‎.

Menurutnya untuk memuluskan pengurusan dokumen, ia harus mengeluarkan uang pelicin dengan nominal serupa dengan cek fisik.

“Nanti saat pemberian notice dan pemanggilan STNK juga bisa kita akalin supaya mengantrinya tidak lama. Tinggal sebut saja nama pejabat yang berpengaruh di kantor Samsat itu, pasti mereka mengerti dan berkas yang kita urus diutamakan untuk cepat selesai,” ungkapnya.

‎Sementara itu, Ino (35), yang juga menjadi calo, mengaku sudah terbiasa dengan kode dan trik di Samsat Jakarta Utara agar dokumennya lebih di dahulukan.

“Mungkin karena sudah terbiasa dengan bentuk dan susunan berkas yang dibutuhkan, jadi ada teknik khusus untuk menyusunnya, antara KTP, STNK, BPKB, dan fotokopi harus dibentuk semudah mungkin diperiksa petugas,” kata Turgino.

Ia juga mengungkapkan ada jasa bantuan untuk menyusun dokumen dan berkas.

“Kalau dibentuk susunan berkasnya rapi, petugas yang mengurus dokumen juga pasti lebih cepat untuk memproses data kita.Terakhir tinggal berikan uang tips kepada petugas cek fisik dan petugas pengepresaan plat nomor polisi, karena kita kesanakan bukan cuman sekali dua kali dalam setahun, bisa setiap hari,” tutup. ●Red/IA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *