2025-07-22 21:00

Narkoba Bukan Masalah Polisi Saja Tanggung Jawab Bangsa

Share

HARIAN PELITA — Maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda mendapat sorotan tajam dari Ketua PWI Pokja Kepolisian Jakarta Barat Teuku Faisal.

Sebuah diskusi terbuka digelar di kantor PWI Pokja Kepolisian Jakarta Barat di Cendrawasih Raya Cengkareng Jakarta Barat, Senin (21/7/2025),

Faisal menegaskan bahwa perang melawan narkoba tidak bisa hanya dibebankan pada aparat kepolisian, melainkan membutuhkan keterlibatan seluruh elemen bangsa.

“Ini bukan semata urusan polisi atau BNN. Ini soal masa depan anak-anak kita. Soal keberlangsungan negeri ini. Jika kita tidak bergerak bersama, kita akan kehilangan generasi emas,” ujar Faisal.

Menurutnya, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan kerap berawal dari kebiasaan yang dianggap sepele: merokok, mengonsumsi alkohol, nongkrong hingga larut malam, nonton video porno, bermain judi online, hingga terlibat dalam geng motor dan tawuran.

“Banyak yang tak sadar bahwa rokok dan miras adalah pintu masuk. Lalu ada pengaruh lingkungan dan internet. Saat kontrol lemah, anak-anak bisa terjerat narkoba hanya dalam hitungan minggu,” jelas Faisal.

Faisal juga mengungkapkan bahwa penanganan kasus narkoba pada remaja seringkali hanya berhenti pada proses hukum, tanpa ada upaya pemulihan menyeluruh terhadap kondisi psikologis, lingkungan sosial, maupun nilai-nilai keluarga.

Ia menilai bahwa masalah narkoba sudah masuk ke akar sosial, sehingga pendekatan represif saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah sinergi antara rumah, sekolah, media, tokoh agama, dan pemerintah, dalam membangun sistem perlindungan terhadap anak-anak muda.

Teuku Faisal juga menyoroti melemahnya pengawasan orang tua dan lemahnya pendidikan karakter di sekolah.

“Hari ini, banyak anak SMP sudah pegang HP 24 jam. Tapi adakah orang tua yang benar-benar tahu apa yang ditonton anaknya? Di sekolah, pelajaran moral digantikan target nilai ujian. Ini bahaya laten,” katanya.

“Media harus ikut menjaga akal sehat masyarakat. Tulis berita bukan hanya soal siapa ditangkap, tapi kenapa dia bisa begitu. Berikan edukasi, bukan sensasi,” tuturnya. ●Redaksi/Hendra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *