2025-05-27 1:31

Pedagang Nasi Goreng dan Bakso Keliling di Jaktim Menjerit Minyak Goreng Mahal

Share

HARIAN PELITA — Pedagang kaki lima (PKL) keluhkan kelangkaan minyak goreng di Jakarta Timur. Selain sulit memperoleh minyak goreng di pasar, justru harga minyak goreng pun melambung tinggi.

Belakangan ini, untuk belanja kebutuhan usahanya sebagai pedagang nasi goreng Darmadi (64) mengaku cukup kesulitan.

Pedagang nasi goreng yang mangkal di sekitar Jalan Bekasi Timur IV Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur terpaksa harus mengeluarkan modal lebih demi mendapatkan minyak goreng.

Ia sendiri terpaksa harus mengeluarkan Rp46 ribu untuk dapat memperoleh minyak goreng. Perlu diketahui, Darmadi sendiri menjual nasi goreng ke para pelanggannya dalam satu porsi senilai Rp13 ribu.

“Kalau yang Rp46 ribu dua liter minyak goreng kemasan, tapi kalau yang curah Rp34 ribu. Sekarang berbeda sama dulu, kalau dulu ada operasi pasar sekarang nggak ada,” kata Darmadi, Jumaut (18/3/2022).

Saat itu, dia pun turut mengungkapkan perihal keterbatasan ketersediaan stok minyak goreng. Menurutnya, diberbagai warung serta pasar tradisional kelangkaan minyak goreng sangat terasa. Untuk menggerakkan roda ekonominya, Darmadi terpaksa membeli minyak goreng curah.

“Minyak tadi saya beli curah Rp17 ribu/liter. Agak sulit Tadi saya belanja minyak curah. Saya belanja beberapa hari kosong terus, harga tinggi susah minyak,” terang pedagang nasgor yang tidak mengenyam bangku SD.

Hal senada diungkapkan oleh pedagang bakso keliling, Trias Hidayat menurutnya baru kali ini belanja minyak goreng senilai Rp27 ribu/liter.

Untuk memasak bumbu bakso dirinya membutuhkan minyak goreng. Dalam setiap mangkok, pegadang bakso tersebut memasang harga 10 ribu.

Pedagang bakso yang biasa keliling dengan gerobak sederhana ini meminta kepada pemerintah agar harga minyak goreng stabil.

Disisi lain, ditengah pandemi COVID-19 varian Omicron ini dia merasa sulit mengais rezeki. Apalagi, saat kondisi minyak goreng mengalami kelangkaan diberbagai tempat.

“Harapannya (minyak goreng) stabil mengalir, walaupun ada kenaikan harga itu tidak mempengaruhi semangat karena hidup itu terus berlanjut,” tutur Trias. ●Red/Dw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *