2025-05-26 4:20

Dedi Mulyadi Menggebrak Jawa Barat Target Bandung Menyamai Jakarta

Share

HARIAN PELITA — Nama Dedi Mulyadi kembali mencuat setelah dilantik menjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) dengan ciri khas balutan putih di kepala, baju dan celana serba putih berhasil mengejar impiannya duduk di tahta tanah Pasundan.

Dedi Mulyadi pun dielu-elukan masyarakat Jabar khususnya warga Kota Bandung yang memang telah mengenal karakter mantan Bupati Purwakarta itu, selalu mengayomi warganya.

Jabatan tertinggi di Jabar itu sebagai Gubernur, Dedi Mulyadi langsung mencuri perhatian lewat serangkaian gebrakan merubah dan memotong seluruh birokrasi selama ini “mandeg” menjadi lebih mudah dan logis diterima warga Jabar.

Keberanian mengambil keputusan diperlihatkannya ketika tongkat gubernur itu dipegang kemudian mengeluarkan kebijakan pro rakyat demi membangun infrastruktur di seluruh wilayah Jabar.

Misalnya soal anggaran yang sangat tinggi bagi wilayah Jabar, oleh Dedi Mulyadi tak tanggung-tanggung mengambil keputusan wajib dianggarkan keseluruh belanja daerah yang membutuhkannya.

Sebagai pemimpin daerah sangat berani dan tak biasa dilakukan pemimpin Jabar terdahulu, Dedi Mulyadi justeru merobah haluan demi pembangunan wilayah Jabar dengan “merobek” Anggaran Belanja Daerah lebih dinamis tanpa birokrasi.

“Kalau mau jadi pemimpin harus berani, kalau takut yah di rumah saja momong anak,” tukas Dedi Mulyadi.

Kini Kota Bandung yang semula sangat “kumuh” dan kotor, sampah dimana-mana, trotoar berantakan, pedagang berjualan di jalur jalan raya, oleh Dedi Mulyadi pelan-pelan dibersihkan.

Kolaborasi dengan aparat terkait, Dedi Mulyadi melakukan terobosan-terobosan mengejutkan yaitu semua anggaran bagi gubernur, dari baju, sepatu dan keperluan dinasnya, ia minta dihapus.

“Saya masih mampu membiayai diri sendiri. Kita jangan manja dengan anggaran besar sehingga baju sepatu minta dibeliin. Saya minta dihapus,” tegas Dedi Mulyadi.

Selanjutnya gebrakan yang paling buming ketika kawasan puncak Bogor menjadi pusat perhatian akibat selalu mendatangkan banjir. Dedi Mulyadi pun membongkar sebuah destinasi wisata di Puncak. Tanpa tedeng aling-aling akhirnya tempat wisata rata dengan tanah.

Kemudian larangan untuk sekolah sekolah di seluruh Jabar melakukan study tour, penghapusan denda pajak untuk kendaraan bermotor, hingga wacana pembentukan satgas anti premanisme.

“Saya harus melakukan semuanya dengan harapan penyakit kronis di Pemda harus hilang. Sekarang kita harus melangkah ke depan, dan mengangkat citra Jabar sebagai tanah Pasundan yang bercitra baik,” itu ditegaskan Dedi Mulyadi.

Saat ini, Dedi Mulyadi berkeinginan keras agar Kota Bandung bisa menyamai Jakarta dari berbagai pembangunannya.

“Saya sedih mendengar, Kota Bandung kotor tidak lagi nyaman untuk didatangi. Kemacetan dimana-mana, keteraturan lalu lintas semakin amburadul,” pungkas Dedi Mulyadi. ●Redaksi/Esa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *