
Luhut Binsar Pandjaitan Soal Hilirisasi, Ini Penjelasannya
SETELAH menonton acara debat keempat Pilpres 2024 digelar minggu lalu, saya sangat menyayangkan adanya banyak disinformasi yang disampaikan pada momen tersebut.
Karena itu, saya merasa perlu menyampaikan beberapa catatan terkait program hilirisasi yang menjadi ranah pekerjaan di kantor kami selama ini, serta erat kaitannya dengan tema debat saat itu.
Pertama, terkait harga nikel. Jika kita melihat rata-rata harga selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, harga rata-rata nikel dunia adalah US$15 ribuan, masih lebih rendah dibandingkan harga sekarang.
Bahkan pada periode 2014-2019, ketika awal-awal periode hilirisasi mulai kita lakukan, harga rata-rata nikel dunia hanya sebesar US$12 ribuan. Jadi saya kira tim pasangan calon perlu melihat history data yang lebih panjang dalam membaca siklus harga komoditas.
Kedua, data ekspor produk turunan nikel pada periode Januari – November 2023 adalah sebesar US$31.30 miliar, naik 0.6% dibandingkan ekspor periode yang sama pada tahun 2022 yaitu US$31.13 miliar.
Meskipun produksi kita meningkat cukup signifikan, bukan berarti pendapatan kita menurun. Terakhir, terkait LFP. Tidak benar yang disebutkan itu kalau pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100% LFP untuk mobil listriknya.
Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel, yang disuplai oleh LG. Selain itu, publik perlu tahu bahwa lithium baterai berbasis nikel itu bisa didaur ulang, sedangkan baterai LFP sejauh ini masih belum bisa didaur ulang.
Saya teringat ucapan cucu saya yang sedang menimba ilmu di Georgetown University, Amerika Serikat. Ia menyayangkan hilangnya integritas dari seorang intelektual sekaligus mantan pejabat negara yang berbicara buruk tentang negerinya di hadapan masyarakat negara lain.
Karena itulah, saya titip kepada para calon pemimpin bangsa ini ke depan, tunjukkanlah karakter yang memberikan teladan kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda Indonesia.
Sampaikanlah apa yang benar dan apa yang salah berdasarkan data dan fakta apa adanya. Karena yang lebih penting daripada memenangkan kontestasi, adalah membuat seluruh elemen bangsa ini bisa kompak dan bersatu mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. •Tulisan dikutip dari akun pribadi Luhut Binsar Pandjaitan