
Silat Harus Dikelola dengan Baik
HARIAN.PELITA — Pengakuan UNESCO atas pencak silat tidaklah cukup. Sebab tanpa dikelola dengan baik, pengakuan itu bisa dicabut kembali.
Demikian dikatakan “Bapak” Pencak Silat Dunia Eddie Marzuki Nalapraya dalam Sarasehan Pencak Silat Nasional Tahun 2024 dengan tema “Menimbang Tradisi Pencak Silat Pasca Diakui UNESCO” sekaligus pengukuhan Pengurus Pusat Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI) di TMII Jakarta Timur, Minggu (25/8/2024).
Eddie yang pernah menjabat Wagub DKI (1984-1987) itu mengatakan,
pencak silat harus dikelola dengan baik dan benar agar bisa terus mendunia.
“Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda jika tidak dikelola dengan baik, UNESCO dapat mencabut itu, semoga dengan adanya KPSTI, pencak silat tradisi Indonesia, bisa menjadi semakin baik lagi,” ujarnya.
“Dulu silat dibilang olahraga kampungan, Namun sekarang bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia,” kata Eddie.
Di usianya yang tidak lagi muda (93 tahun), Eddie Nalapraya masih tetap semangat jika terkait urusan pencak silat, meskipun sekarang Ia sudah duduk di atas kursi roda, hal ini terbukti saat sesi foto bersama seluruh peserta sarasehan, Eddie Nalapraya tampak masih bisa memamerkan jurus-jurus silatnya sambil berpose.
Bahkan beliau masih hafal para sahabatnya yang dulu berjuang bersama-sama mengembangkan pencak silat seni bela diri Indonesia agar diakui dunia.
Sarasehan ini dihadiri oleh seluruh para pengurus cabang (Pengcab) IPSI, di antaranya dari DKI Sumatera Barat, dan dari Pekanbaru, acara berjalan sangat menarik.
Dengan menghadirkan empat orang pembicara kunci, yaitu Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, Dr Restu Gunawan, M.HUM, Wakil Ketua Umum PB IPSI, Drs Tunas Dwidharto, SH, Ketua Umum KPSTl, Dr. Nur Ali, M.Pd, dan Itje Chodijah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO, dan dipandu oleh dua orang moderator, yaitu Drs.Yusron Syarif (Ketua Umum ASTRABI) dan Wahdat.,MY.,S.Sn.,M.M.
Sebagai pembicara pertama, Itje Chodijah menyampaikan paparannya mengenai action kita setelah pencak silat menerima penghargaan oleh UNESCO.
Seperti diketahui, UNESCO secara resmi telah menetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Selain karena faktor sejarah, pencak silat diusulkan karena memiliki dampak positif terhadap perkembangan karakter masyarakat.
Penetapan tersebut dilakukan saat sidang ke-14 Intergovernmental Commitee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Bogota, Kolombia.
Sidang tersebut sepakat menetapkan bahwa pencak silat masuk ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
“Jadi sekarang ini tugas kita adalah bagaimana menjawab kepercayaan yang telah diberikan oleh UNESCO, semoga saja dengan adanya KPSTI ke depannya pencak silat dapat semakin kuat, dan KPSTI akan mempunyai kontribusi yang besar dalam upaya pelestarian pencak silat,” ucap Itje.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan, dalam sambutannya mengatakan, bahwa Kemendikbudristek berencana mengintegrasikan pencak silat ke dalam pendidikan karakter seperti kegiatan ekstrakurikuler atau pun festival kompetisi. Semuanya dilakukan sebagai bagian dari upaya pelestarian pencak silat sendiri.
“Pelestarian kan paling efektif, kalau kita pakai, kita aktifkan dalam bentuk kegiatan kegiatan,” ujarnya.
“Semoga saja dengan terbentuknya KPSTI ini nantinya akan menjadi rumah bagi para pegiat pencak silat di Indonesia,” ucap Restu.
Di akhir acara Ketua Umum terpilih KPSTI, Dr. Nur Ali., M.Pd, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dalam acara sarasehan tahun ini, ia berharap amanah yang diembannya ini dapat dijalankan dengan baik.
“KPSTI siap memberikan kontribusinya dalam upaya melestarikan seni bela diri diri pencak silat, khususnya silat tradisi,” ucap Nur Ali. ●Redaksi/DNH