2025-05-30 0:57

Bamsoet Gelar Lomba Burung Berkicau Nasional Perebutkan Piala Ketua MPR RI

Share

HARIAN PELITA — Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo kembali menggandeng komunitas pecinta burung untuk menyelenggarakan Lomba Burung Berkicau memperebutkan Piala Ketua MPR RI sekaligus Sosialisasi Empat Pilar MPR RI pada 28 Agustus 2022, komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI.

Diikuti sekitar 3.000 peserta, dengan target pengunjung mencapai 5 ribu orang. Mempertandingkan 60 kelas perlombaaan, antara lain Murai Batu, Cucak Hijau, Kacer, Kenari, Cendet, Anis Merah, dan LB Fighter.

Selain itu akan ada beauty contest burung Lovebird dan pameran UMKM. Tidak menutup kemungkinan juga akan ada pameran Murai Batu ekor panjang dan warna warni.

“Melalui event bersama para komunitas pecinta burung sekaligus akan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mencintai satwa, hingga terlibat aktif dalam kegiatan penangkaran. Sehingga bisa menjaga burung khas Indonesia dari kepunahan. Selain itu, dengan ikut serta dalam lomba ini, nilai jual burung bisa naik. Terlebih yang memenangkan perlombaan. Sehingga juga bisa mengangkat perekonomian para pecinta burung,” ujar Bamsoet usai menerima Asosiasi Perkumpulan Kicaumania, di Jakarta, Minggu (28/8/22).

Asosiasi Perkumpulan Kicaumania yang hadir antara lain, Gubenur DKI Anies Bawesdan dan pejabat lainnya.

DPR RI menjaga bidang Hukum, HAM dan Keamanan ini menjelaskan, Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki spesies burung terbesar di dunia setelah Kolumbia, Peru dan Brasil. Tercatat setidaknya ada sekitar 1.812 spesies.

Namun akibat habitat asli ataupun perburuan liar, banyak spesies burung yang terancam punah. Termasuk burung berkicau yang menjadi keunggulan Indonesia, seperti Kucica Hutan, Cucak Rawa, Jalak Suren, hingga burung Kacamata atau Pleci.

“Sebagai negara megadiverse atau negara yang memiliki keanekaragaman hayati, Indonesia memiliki tanggungjawab moral agar 1.812 spesies burung, 515 spesies mamalia, dan banyak lagi satwa yang hidup di alam Indonesia, tidak punah akibat ulah manusia. Sehingga para anak cucu kita masih bisa melihat langsung beragam burung khas Indonesia. Pecinta burung juga secara ekonomi melalui penangkaran, ekonomi kerakyatan tumbuh, pertumbuhan ekonominya sekitar Rp 2 triliun per tahun. Mulai dari sisi penangkaran, pakan, sangkar, dan obat-obatan,” jelas Bamsoet.

“Selain itu Indonesia juga memiliki jumlah burung endemik tertinggi di dunia. Di Indonesia tercatat lebih dari 372 jenis burung endemik, yaitu jenis burung yang tidak dapat ditemukan di negara lain di dunia. Ini merupakan sebuah kekayaan besar yang diberikan Allah kepada kita. Karena itu, saya sangat menghargai banyaknya perlombaan dan penangkaran burung yang ada di banyak daerah sekarang ini,” pungkas Bamsoet. ●Red/Yadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *