2025-05-24 5:28

Berantas Pinjol Ilegal, Seberapa Kuat Aturan OJK?

Share

HARIAN PELITA JAKARTA — Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI diskusi Forum Legislasi dengan tema “Berantas Pinjol Ilegal, Seberapa Kuat Aturan OJK?”, yang dilaksanakan pada: Selasa (19/10-2021) di Ruang Media Center MPR/ DPR/DPD RI Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Dengan Narasumber anggota Komisi XI DPR F-PDI Perjuangan, Prof Dr Hendrawan Supratikno (tengah), Juru Bicara (OJK) Sekar Putih Djarot (kanan), Head of Center Innovation and Digital Ekonomi INDEF Nailul Huda (kiri). Diskusi bahas seputar Pinjol Ilegal.

Menurut Anggota Komisi XI DPR F-PDI Perjuangan Prof Dr Hendrawan Supratikno menyampaikan seperti disampaikan ibu Sari bahwa literasi keuangan masyarakat ini masih rendah, karena literasinya rendah, dia mudah dibohongi ketika memilih pilihan yang terbaik di dalam hidupnya.

Dia tidak mempertimbangkan alternatif secara akurat dan tidak berhitung secara cermat.Kemudian dari para peneliti, ternyata ada ketidak kesempurnaan pasar jadi pakai istilah kegagalan pasar, jadi kebutuhan masyarakat begitu besar.

“Karena sebagian masyarakat kita miskin, tapi suplai dana yang tersedia untuk masyarakat itu terbatas, biaya untuk meminjam itu tinggi di musim Pandemi dimana ekonomi sangat sulit,” imbuhnya.

Kalau Anda yakin dengan diagnosa dari masing-masing ini maka mudah sekali solusinya, untuk OJK karena literasinya rendah ya kita mengadakan edukasi, sosialisasi dan literasi secara masif.Agar orang-orang semakin cerdas, sehingga tidak mudah ditipu kalau masalahnya seperti yang dikatakan Mas Nairul dari Indefini.

“Masalahnya kalau begitu supply dananya harus diperbanyak, apalagi di tengah-tengah bunga murah, karena Bank Indonesia terus-menerus acuan 7 Day Reverse Repo Rate (BI7RR), dan kita sudah katanya menjadi negara yang tingkat suku bunganya paling rendah, selama sejarah, maka suplai dananya tersedia dilonggarkan, agar orang-orang yang mau meminjam tidak antre.

Sehingga suku bunga bisa diturunkan. Masalahnya apakah diagnosanya teman saya berada di sebelah kiri dan diagnosa teman saya yang ada di sebelah kanan, akurat untuk menggambarkan masyarakat kita.

Ini pertanyaan wartawan dan saya selalu mengatakan bahwa wartawan ini adalah pilar ke-4 demokrasi, wartawan adalah petualang yang gelisah, gelisah karena penyimpangan begitu banyak dan kejujuran ketimpangan dan tugasnya harus meluruskan, Bukan saja masyarakat tapi profesi kita, terpanggil untuk meluruskan hal yang tidak lurus.
Saya ingin memulai dengan pertanyaan filsafat.

Siapakah diri kita sesungguhnya, maka dalam hal ini saya akan mengacu 4 penelitian terbesar dalam ilmu sosial.imbuh Hindrawan.Penelitian pertama yang dilakukan oleh seorang antropologi dari princeton dan gudangnya para pemenang Nobel.

Peneliti itu namanya Clipergert semua orang sudah tahu, menulis buku keluarga Jawa, The Javabis Famili, yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia ini hampir pasti menjadi masyarakat yang miskin, karena menurut dia aset yang paling berharga pada masyarakat Jawa yaitu tanah semakin hari semakin dibagi-bagi karena warisan anaknya banyak.

Maka semakin sempit, 3 pertanian yang tadinya menjadi penopang hidup masyarakat itu semakin hari tidak dapat diandalkan.

Dalam proses ratusan tahun ini masyarakat Jawa menghadapi persoalan kemiskinan yang sangat membahayakan, itu penelitian pertama. Penelitian kedua Gunnar Myrdal ekonom dari Swedia, dia mengatakan kalau saya mengamati apa yang terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, masyarakat yang dihadapi adalah disiplin masyarakat yang rendah.

Bangsa yang tidak disiplin menurut dia bangsa yang tidak bisa melakukan pilihan-pilihan yang tertib.Ketiga *James C, bukunya diterbitkan lagi oleh lp3es buku itu lama sekali dan legendaris, ini antropolog dan sangat terkenal, judulnya moral ekonomi petani. ●Red/Yadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *