HARIAN PELITA — Koalisi partai politik (parpol) untuk memenuhi Presidential Threshold (PT) 20 persen dengan memunculkan capres boneka yang terjebak oligarki dan patron politik.

“Parpol masuk jebakan oligarki dengan memunculkan koalisi untuk memenuhi PT 20 persen. Koalisi parpol hanya memunculkan capres boneka yang dikendalikan oligarki,” kata pengamat politik Nazar El Mahfudzi kepada wartawan, Senin (27/6/2022).

Menurut Nazar, parpol sengaja tidak memperjuangkan menghapus PT 20 persen karena membutuhkan dana dari oligarki. “Ada simbiosis mutualisme parpol dan oligarki. Parpol yang memiliki wakil di parlemen membuat kebijakan yang menguntungkan oligarki,” papar Nazar.

Kuatnya oligarki, kata Nazar membuat parpol sengaja mendesain capres hanya tiga atau dua pasangan calon (paslon) presiden. “Siapapun presiden Indonesia terpilih masih di bawah kendali oligarki,” jelas alumni pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Selain itu, ia mengatakan, Mahkamah Konstitusi (MK) tetap memutuskan PT 20 persen. “Walaupun ada putusan Ketua MK Anwar Usman yang menjadi adik ipar Presiden Jokowi untuk mundur, tetapi yang bersangkutan tetap menjabat. Ini posisi strategis untuk tetap memutuskan PT 20 persen,” papar Nazar.

Nazar mengatakan, rakyat hanya menjadi korban elit politik dan oligarki. “Elit hanya memobilisasi rakyat untuk meraih dukungan, setelah itu ditinggalkan. Rakyat hanya menjadi pendorong mobil mogok,” pungkasnya.

LaNyalla punya modal untuk jadi pemimpin masa depan, ketegasan dan keberanian bersikap melawan oligarki, mampu membela kepentingan rakyat yang ingin merusak NKRI dengan transaksi jual beli suara, imbuh Nazar El Mahfudzi

Menurut Nazar, peta kekuatan politik LaNyalla sejalan dengan PKS, membawahi suara nasional DPD RI total dari para anggotanya lebih 54 juta ( setiap provinsi ada 4 oranh anggota DPD RI ) apabila disandingkan PKS 8.25% + suara DPD RI 34% pastilah mampu berkolaborasi menambah kuat Parpol yang ingin perubahan Indonesia kedepan. ●Red/Satria