
Persoalan Krusial Kelompok Disabilitas Ketika Pemilu
HARIAN PELITA — Persoalan krusial terhadap kelompok disabilitas dikatakan Muhayati yakni Ketua Panitia OBRAL PEMILU atau Obrolan Warga Jelang Pemilu ialah Jargon Pemilu 2024 sebagai Pemilu Inklusif dan Ramah Disabilitas.
Ia menyebutkan, salah satu persoalan krusial bagi kelompok disabilitas dalam pemilu adalah aksesibilitas yang tidak pernah kunjung selesai. Menurutnya, bagaimana disabilitas dapat memberikan suaranya jika di tempat pemungutan suara (TPS) tidak ada akses dan ramah pada disabilitas.
“Belum lagi petugas KPPS yang tidak sensitif kepada disabilitas saat mencoblos,” jelas Muharyati, Jum’at (20/10/2023).

Lanjutnya, penggunaan formulir C3 diutarakan oleh Muharyati ketika pemilu dinilai rawan disalahgunakan oleh pendamping. Hal tersebut, dianggap bisa merugikan bagi kelompok disabilitas. Alasannya, karena suara mereka berpotensi dicuri dan diberikan pada calon tertentu.
Selain itu, Muhammad Tarmizi anggota KPU Provinsi DKI Jakarta menandaskan berbagai saran dan masukan dinilai sangat berarti. Apalagi, Pemilu 2024 nantinya dilaksanakan inklusif dan ramah disabilitas khususnya di wilayah DKI Jakarta.
Selain itu, Sekretaris Wilayah Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) DKI Jakarta, Rio Ayudhia Putra memaparkan bahwa Obral Pemilu adalah kegiatan yang diinisiasi oleh SPRI bersama Koalisi Orang Muda dan Masyarakat Sipil (KOMMAS). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengedukasi warga dalam isu kepemiluan.
Adapun, kegiatan ini akan diselenggarakan di 15 titik Kelurahan yang terdapat di DKI Jakarta. Namun, di Jalan Rawa Bunga, Jatinegara kegiatan yang kelima ini digelar bersama komunitas disabilitas. Ia mengharapkan pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman dan kondusif di Jakarta.
“Selain aman dan kondusif, pelaksanaan pemilu di Jakarta juga harus inklusif dan ramah kepada kelompok disabilitas dan rentan. Oleh karena itu penting untuk semua pihak berkolaborasi demi mewujudkan hal tersebut,” ujarnya.
Rio menambahkan, “Sudahi polarisasi antar masyarakat. Pemilu adalah ruang demokrasi untuk mengadu konsep dan gagasan, bukan untuk hujat menghujat, tebar kebencian dan kebohongan, yang mengadu domba antar anak bangsa,” tandanya.
Diketahui, kegiatan diskusi Obrolan Warga Jelang Pemilu di pandu oleh Atin dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Fisik Indonesia (PPDFI) DKI Jakarta.
Kegiatan tersebut menghadirkan Sakhroji anggota Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dan Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DKI Jakarta, Taufan Bakri. •Redaksi/Dw