2025-09-09 0:13

Ramai Soal Saham BCA Terkait BLBI, Tommy Kurniawan: Jangan Bikin Gaduh Publik

Share

HARIAN PELITA — Pernyataan kontroversial disampaikan ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Sasmito Hadinegoro mengenai usulan agar pemerintah mengambil alih 51 persen saham Bank Central Asia (BCA) dalam rangka penyelamatan uang negara terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), menuai sorotan dan respon keras dari berbagai pihak.

Salah satunya datang dari Anggota DPR RI Fraksi PKB Tommy Kurniawan, juga duduk di Komisi XI DPR RI. Tommy menilai, pernyataan yang mendadak tersebut berpotensi menimbulkan kegaduhan di tengah iklim investasi Indonesia sedang tumbuh positif.

“Saat ini, berdasarkan data yang kami terima, realisasi investasi Indonesia pada kuartal I tahun 2025 mencapai Rp465,2 triliun, tumbuh sebesar 15,9 persen dibandingkan periode sebelumnya,” ujar Tommy dalam keterangan resminya, Minggu (17/8/2025).

Menurut politisi asal Daerah Pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) tersebut, momentum pertumbuhan investasi ini harus dijaga dengan baik.

Ia meminta agar para pengamat dan akademisi tidak melemparkan pernyataan yang justru bisa menciptakan kekhawatiran publik, termasuk menyangkut nama bank swasta besar seperti BCA.

“Iklim investasi kita sedang bagus, di tengah ketidakpastian ekonomi global. Jangan sampai pernyataan-pernyataan seperti ini justru mengganggu stabilitas perbankan dan kepercayaan investor,” lanjut Tommy akrab disapa Tomkur.

Tommy menilai bahwa masalah BLBI merupakan persoalan lama yang telah ditangani secara serius oleh pemerintah. Ia juga mengingatkan bahwa setiap kebijakan ekonomi, khususnya yang menyangkut kepemilikan saham perusahaan swasta, harus melalui proses yang matang, transparan, dan tidak dilakukan secara emosional.

“Saya rasa pemerintah sudah sangat memahami persoalan BLBI ini. Jangan mengaitkan kasus lama itu dengan tindakan yang berpotensi menimbulkan ketidakpastian baru. Kita semua harus bijak dalam berbicara, apalagi jika menyangkut stabilitas ekonomi nasional dan kepercayaan investor asing,” tandasnya.

Lebih lanjut, Tommy mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga suasana kondusif dan memperkuat optimisme pasar terhadap ekonomi Indonesia, bukan malah menyebarkan narasi yang bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional.

“Jangan ada lagi pernyataan yang membuat resah publik, para nasabah, dan juga para investor. Apalagi jika tidak didukung data dan argumen yang kuat. Stabilitas ekonomi kita hari ini adalah hasil kerja keras bersama,” tutupnya. ●Redaksi/Satria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *