PUPUS sudah teka-teki selama ini terselubung serta terkesan “malu-malu kucing” setelah kolaborasi antara Partai Golkar, PAN, PKB dan Gerindra mengusung resmi Calon Presiden Prabowo Subianto ke Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.

Kepastian itu terjawab sudah ketika para punggawa partai bertemu di Jakarta dengan memastikan Calon Presiden bakal diusung adalah Prabowo Subianto.

Empat partai pengusung Prabowo Subianto tegas menyatakan bersatu menyuarakan “satu kata” untuk Letnan Jenderal TNI (Pur) Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu 2024 mendatang.

Penyatuan satu suara membuka mata kita bahwa empat partai itu sudah jatuh cinta pada sosok Prabowo Subianto untuk maju pada Pilpres tahun 2024 mendatang.

Seperti kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto; Kita awali dengan bismillah, di bulan Agustus ini, jelang Hari Proklamasi Kemerdekaan ke-78, kami deklarasikan dukungan terhadap Bapak Letnan Jenderal TNI (Pur) Prabowo Subianto.

Bahkan pada deklarasi itu, Airlangga menyatakan secara tegas, kepada seluruh rakyat Indonesia, serta khususnya kepada seluruh kader Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB dan Ketua Umum Gus Muhaimin Iskandar, PAN dan Ketua Umum Pak Zulkifli Hasan, kita bersatu, berkolaborasi, perkuat barisan dan berjuang bersama untuk Indonesia yang makmur, adil dan maju.

Artinya mereka sudah mendengungkan suara menuju perhelatan Pilpres tahun 2024 dengan meyakini bahwa sosok Prabowo Subianto telah meretas kebuntuan alur politik yang selama ini membingungkan masyarakat Indonesia.

Artinya lagi, Koalisi seperti PDIP dan PPP yang telah mengusung Ganjar Pranowo dan Koalisi Perubahan Partai NasDem, PKS dan Partai Demokrat yang telah mengusung Anies Rasyid Baswedan harus legowo melihat perkembangan politik yang dinamis.

Dua koalisi itu PDIP dan PPP serta Kolasi Perubahan NasDem, PKS dan Demokrat juga wajib bekerjakeras agar tak larut dengan “pamer” kekuatan Airlangga Cs.

Kita yakin, Surya Paloh sebagai penggerak Koalisi Perubahan tak pernah gentar melihat perkembangan politik dinamis bergaya “pamer” kekuatan. Surya Paloh sudah meyakini bahwa apa pun yang dipamerkan; bukan untuk ditakuti tetapi harus wajib dilawan!. Itu. ****