
Formula-E Bukan Pencitraan dan Carimuka || Oleh Nazar Husain
GELARAN Jakarta Eprix International Cirkuit atau Formula-E digelar di Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu (4/6/2022) berhasil mengangkat nama Indonesia ke level dunia.
Saya tidak melihatnya gelaran mobil balap listrik di Jakarta gerakan pencitraan atau Carimuka (Carmuk) dari seorang bernama Anies Rasyid Baswedan yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Saya melihatnya ada perpaduan harapan antara negara Indonesia dan DKI Jakarta untuk lebih dikenal sebagai bangsa yang memiliki kreatifitas dan kemampuan.
Kreatifitas dan kemampuan, pada bidang otomotif, Indonesia tidak begitu “dianggap” oleh dunia otomotif. Bahkan Indonesia dianggap sebagai negara yang ikut-ikutan saja, sesuai kondisinya. Artinya hanya musiman.
Tetapi setelah dua gelaran otomotif digelar di Indonesia pada tahun 2022 ini, pertama di Nusa Tenggara Barat, di Sirkuit Mandalika Maret lalu, kini gelaran Jakarta Eprix International Cirkuit atau Formula-E di Ancol, Sabtu (4/6/2022) menjadikan kita merasa bangga.
Memang hantaman fitnah dan kebencian bertubi-tubi menyerang Anies Baswedan, menjadi sesuatu keheranan. Apalagi gempuran keras dari kelompok “BuzzerRp” membuat kita bersedih.
Mereka terus menerus menghantam Anies dengan cara membabibuta, tanpa fakta, tanpa bukti. Bahkam mereka para BuzzerRp mendoakan gelaran Formula-E gagal. Astagfirullah!.
Padahal apa yang dilakukan dan dikerjakan Anies semata-mata untuk Bangsanya, untuk negaranya Indonesia. Anies kita tahu telah membuktikan kinerjanya di wilayah DKI Jakarta dengan mengubah dan mengangkat Jakarta sebagai kota bermartabat.
Saya juga melihat gerakan yang dilakukan para BuzzerRp selama ini menyimpan ketakutan-ketakutan bila nanti Anies Rasyid Baswedan menjadi Presiden Republik Indonesia. Dalam hati saya pun berkata; Bodoh mereka!
Padahal untuk menjadi seorang Presiden RI, Anies mungkin tidak pernah berpikir keras apalagi memaksakan kehendaknya. Anies mengalir saja, sesuai tanggungjawabnya sebagai Gubernur DKI Jakarta yang pada November 2022 habis masa jabatannya.
Anies mungkin berpikir keras bagaimana menuntaskan tanggungjawab dan janjinya disaat detik-detik akhir masa jabatannya. Seorang Anies bukan pecundang dan fragmatis. Bermimpi-mimpi menduduki jabatan tertinggi.
Jadi saya pikir, cuma bukan berpikir keras, bahwa seorang Anies apa yang dia lakukan dan laksanakan bukan semata pencitraan apalagi carimuka!.
Anies hanya ingin DKI Jakarta menjadi Icon dan “Tuan Rumah di Negaranya” serta menjadi Ibukota yang amanah, mensejahterakan warganya. Itu saja!.****