
Kalah dari Jepang, Patrick Kluivert Wajib Pelajari Permainan Samurai Biru || Catatan Nazar Husain
KEKALAHAN menyakitkan dari Timnas Jepang dengan skor 6-0 bukan akhir dari segalanya, artinya Timnas Indonesia dan tim pelatih juga harus belajar dan mempelajari dari pemain-pemain Timnas Jepang yang begitu lugas mengolah bola dari kaki ke kaki dan semangat tak berhenti melakukan terobosan ke lini pertahanan Timnas Indonesia.
Sementara pemain-pemain Timnas Indonesia justru terpesona melihat liukan cantik dari pemain Jepang merobek-robek pertahanan Jay Idzes dkk dan terkesan hanya melongo membiarkan pemain Jepang “menari-nari” di depan gawang Emil Audero.
Kita justru mengakui keunggulan Timnas Jepang usai kekalahan Timnas Indonesia skor 0-6 di Suita City Football Stadium pada laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kita tidak tahu apakah pemain-pemain Indonesia kelelahan setelah membantai Timnas China 1-0 di GBK pada 5 Juni 2025 lalu. Atau formasi susunan pemain kurang maksimal setelah Rizki Ridho mengalami cedera.
“Terasa sangat menyakitkan kami kalah 0-6 hari ini, kami sudah memperkirakan akan mengalami kesulitan bermain di kandang Jepang,” ujar Lilipaly.
Padahal pada pertandingan sebelumnya ketika melawan Saudi Arabia, Bahrain dan China, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan negara kuat sepakbolanya, dan level ranking FIFA diatas kita.
Tapi ketika Timnas Indonesia melawan Timnas Jepang dua kali, satu kali di GBK dan di Osaka, justru kita dua kali dibantai oleh Samurai Biru. Pertanyaannya ada apa?
Apa karena pemain kita sudah trauma duluan dengan nama besar Timnas Jepang? Atau mentalitas pemain kita belum kokoh secara psikologi ketika menghadapi Samurai Biru?.
Padahal kalau hitung-hitungan, permainan Saudi Arabia, Bahrain dan China sama berbahayanya dengan determinasi pemain Jepang. Tapi kenapa ketika berhadapan dengan Jepang sepertinya “pasrah” untuk kalah, tanpa semangat juang tinggi hanya menunggu diserang!.
Kita juga harus akui kualitas Jepang yang tampil dominan di kandang sendiri. Pemain Jepang memiliki kualitas yang sangat baik. Artinya tim pelatih Timnas Indonesia segera melakukan evaluasi berjangka panjang sebelum pertandingan selanjutnya pada November 2025 mendatang dimulai.
Pelatih Patrick Kluivert, Denny Landzaat dan Alex Pastoor harus bekerja keras memutar otak memperbaiki lagi strategi, teknik, taktik dan semangat juang tinggi dari anak asuhannya, biar lebih memahami arti main bola sesungguhnya.
Tapi kita juga bangga, untuk pertama kalinya Timnas Indonesia menembus babak keempat Kualifikasi Piala Dunia prestasi yang belum pernah dicapai oleh negara ASEAN manapun sebelumnya. *