
Kesalahan Memilih Presiden Menyesal Seumur Hidup || Catatan Nazar Husain
BERBEDA itu pilihan. Perbedaan pilihan itu sesuatu yang menarik. Kenapa menarik? Karena memiih itu hak seseorang tanpa paksaan tanpa ada tekanan. Mengalir saja sesuai hati nurani.
Maka uji coba pilihan itu diuji di Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang. Masyarakat menentukan pilihannya sesuai apa yang dialaminya, apakah kebenaran pemimpin yang diusung partai sudah sesuai harapannya atau hanya retorika semata.
Atau hanya menyusahkan rakyat ketika memimpin negara ini tanpa perduli dengan rakyatnya, dan hanya mementingkan kelompoknya saja. Itu yang menjadi masalah.
Sepertinya rakyat sudah mengerti siapa yang layak memimpin lima tahun ke depan, atau siapa menjadi pemimpin di masa mendatang tidak lebih baik dari pemimpin terdahulu. Itu juga masalahnya.
Saat ini–bila terwujud–ada tiga calon presiden yang maju menjadi calon presiden RI pada Pilpres tahun 2024 mendatang.
Apakah Prabowo Subianto dari Partai Gerindra menjadi orang nomor satu negeri ini. Atau Anies Rasyid Baswedan yang diusung Partai NasDem memimpin negara ini, serta Ganjar Pranowo yang diusung PDIP mematahkan harapan Prabowo Subianto dan Anies Rasyid Baswedan?.
Kita tidak mengetahui pasti. Yang pasti ketiganya ingin menjadi orang nomor satu di negeri Garuda Indonesia. Ketiganya pula punya mimpi menjadi presiden Republik Indonesia.
Tinggal kini pilihan rakyat Indonesia yang memilih siapa yang terbaik, siapa yang sebenarnya yang bisa merangkul rakyat, bukan menyengsarakan dan melaratkan rakyatnya.
Satu lagi, jangan karena ambisi besar untuk berkuasa lalu kemudian menyetir kecurangan untuk memenangkan pemilihan presiden. Ini kurang baik, namanya “kotor” yang akan melahirkan pemimpin dzolim!.
Padahal harapan rakyat Indonesia sejak dahulu menginginkan pemimpin pro rakyat bukan pemimpin negara yang diatur kelompoknya.
Jadi mari kita belajar dari pengalaman memilih presiden terbaik, sesuai harapan dan pengalaman pahit, salah memilih menyesal seumur hidup!. *****