Mengubur Negara Hidup-hidup, Morowali DLL || Catatan Nazar Husain
PARAHNYA pengawasan ketat aset strategis negara Indonesia kerap disalahgunakan kekuasaan ketika berkuasa, sehingga apa pun bentuk pelanggarannya hanya dianggap biasa saja. Segitu lemahnya pengawasan menjadi sasaran empuk orang-orang yang berkuasa.
Kita-meringis dan dibuat sedih, ketika sebuah Bandara tanpa otoritas negara berada di wilayah Bandara PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah mencuat dan terbongkar menjadi “borok” yang menakutkan bagi kedaulatan negara Indonesia.
Untungnya, ketika Menhan Sjafrie Sjamsoeddin bertandang kesana melihat ada yang janggal di IMIP Morowali, sebuah bandara bertengger sebagai pintu masuk tenaga asing (WNA) ilegal dan menjadi lobang pengangkut sumber daya alam kita sebebas-bebasnya keluar masuk.
Bandara Morowali memang terdaftar di Kemenhub, ada izinnya. Secara administrasi legal, tetapi pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan izin yang didaftarkan.
Mungkin ketika itu didaftar karena dikabarkan hanya bandara wilayah dan untuk ngangkut ini-itu, buat daerah Sulteng. Tapi berubah menjadi wilayah pemangsa besar bergigi tajam, muka berbulu dan mata melotot merah, serta memeras tanah dan rakyat negara.
Tetapi ternyata menerima penerbangan dari luar negeri. WNA masuk secara ilegal, barang masuk tanpa cukai. kekayaan alam Indonesia di bawa ke luar negeri tak terhitung.
Adalah Mantan Sekretaris BUMN Said Didu ungkap keberadaan fasilitas serupa di tambang Weda Bay, Maluku Utara—bahkan skalanya lebih besar dan sama-sama tertutup eksklusif.
Lewat X pribadinya, Said blak-blakan sebut kedua bandara ini punya pemilik tambang identik, dikuasai beberapa pensiunan pejabat berbintang, picu tanda tanya soal pengawasan negara.
Temuan awal ini berawal sorotan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang anggap bandara Morowali ancaman kedaulatan ekonomi nasional. itu tak bisa dipungkiri, sebenarnya rakyat sudah lebih tahu namun mau apa, yang berkuasa siapa? Mau berteriak keras hanya sampai tenggorokan. Berteriaklah sekeras-kerasnya, paling tutup kuping!.
Lebih parah lagi, mencuatnya keberanian menteri penunjukan Presiden Prabowo, ada desakan menyuruh mundur dan dicopot tuh menteri bernyali besar, menteri itu tanpa takut menghadapi desakan itu. Bahkan kata Presiden Prabowo, “Siapa Elu!,”.
Kini Presiden Prabowo tak ingin dipermalukan, mengambil sikap tegas, daripada negara Indonesia digrogoti sampai habis, Prabowo perintahkan Korps Pasukan Gerak Cepat (Korpasgat) TNI untuk turun tangan, dan Sjafrie Syamsoeddin tak pernah gentar!.
Sjafrie menyebut keberadaan bandara tanpa kehadiran negara ini sebagai celah yang membuat kedaulatan ekonomi Indonesia rawan. Pesawat raksasa dibuka di tengah ruang udara nasional, tanpa radar penjaga. Tanpa pemerintah, kemudian mereka seenaknya membuat aturan sendiri, apa itu bukan negara dalam negara.
Terakhir, kita bangsa dan rakyat Indonesia wajib berani melawan kedzoliman dan keserakahan para penguasa yang sok berkuasa. Ingin mengubur negara ini hidup-hidup! *****
