Soeharto Juga Manusia, Wajar Sandang Pahlawan Nasional || Catatan Nazar Husain
SOEHARTO, anak Desa Kemusuk di Jawa itu yang telah berjasa di negara Indonesia kenapa masih ada orang yang tak suka bila beliau diberikan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.
Kenapa beliau dibenci, kenapa beliau selalu dilihat kejelekannya. Padahal selama beliau memimpin negara ini, Soeharto sudah berjasa, berjasa membangun kerakyatan secara menyeluruh.
Apa kita, selalu melihat kejelekan seorang pemimpin negara, walau telah wafat, walau pernah berjasa, rasanya tak adil bila kita hanya pada kejelekan orang Kita juga, terutama sudah “mendarahdaging” kerap saling membunuh karakter, menghina, menghantam jati dirinya tanpa melihat jasanya yang pernah berjasa di negara ini.
Presiden yang menjabat selama lebih dari tiga dekade, dari 1967 hingga 1998 itu masuk dalam daftar nama tokoh yang diusulkan menyandang gelar Pahlawan Nasional.
Mungkin ini wajar, Soeharto berjasa besar menjaga stabilitas nasional dan meletakkan dasar pembangunan ekonomi yang membawa Indonesia ke era kemajuan.
Kita harus jujur, Soeharto layak diberikan gelar pahlawan nasional, jangan dipadu soal politik, tetapi kejujuran kita membaca sejarah dan menghormati jasa besar seseorang yang telah membawa Indonesia bangkit.
Perjalanan panjang Soeharto dalam sejarah bangsa tidak hanya terjadi saat memimpin Indonesia, tetapi juga ketika berjuang di medan perang.
Soeharto pernah menjadi pengawal Jenderal Besar Sudirman saat berjuang menggempur Belanda. Soeharto juga menjadi Panglima Mandala Pembebasan Irian Barat pada 11 Januari 1962.
Selain itu, beliau menjaga NKRI dari Gerakan G30S/PKI dan menjadi pelopor penanaman nilai-nilai Pancasila kepada seluruh rakyat Indonesia.
Soeharto juga dikenal “Bapak Pembangunan” karena masa kepemimpinannya diwarnai stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, ditandai dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran dan program-program seperti “Pelita” (Pembangunan Lima Tahun).
Soeharto juga memiliki julukan internasional “The Smiling General” karena raut mukanya yang sering tersenyum di hadapan pers.
Namun, masa pemerintahannya juga diwarnai kontroversi, termasuk isu hak asasi manusia, keterbatasan demokrasi, dan dugaan korupsi. Namun pada masa itu, manusia hidup pasti ada kelemahannya.
Kini wajarlah, seorang Soeharto berhak menyandang “Pahlawan Nasional”, dengan segala kelebihan dan kekuranganya, Soeharto juga manusia biasa. *****
