2025-07-30 11:05

Untuk Timnas Indonesia, Sepakbola Bukan Sekadar Main “Cantik” Tapi Bagaimana Ciptakan Kemenangan

Share

HARIAN PELITA — Timnas Indonesia U-23 harus mengakui agrevitas Timnas Vietnam U-23 yang sangat mobile dalam menyerang, sementara pemain Timnas Indonesia hanya mengandalkan serangan dari lini belakang lalu mengumpang bola kedepan, padahal itu tidak efektif.

Rasa percaya diri para pemain sepertinya “kehabisan” rasa percaya diri itu kala melawan Timnas Vietnam. Berbeda kala menghadapi Filipina dan Thailand, sangat tampak percaya diri tinggi.

Namun meskipun tak memenangkan pertandingan di waktu normal melawan Malaysia dan Thailand, ada rasa daya juang tinggi pada saat itu. Pemain sangat ambisi untuk memenangkan permainan dengan pola serangan bertubi-tubi.

Tapi ketika berhadapan dengan Vietnam ambisi itu sepertinya “hilang” dengan memainkan bola dari lini belakang kemudian melambungkan kedepan. Strategi itu gampang terbaca oleh pemain Vietnam yang mengunci lapangan tengah sehingga seluruh terobosan ke arah gawang bisa digagalkan.

Meskinya pelatih dan pemain Indonesia meniru gaya permainan Thailand yang semua bergerak dan saling mendukung ketika bola dikuasainya. Agrevitas pemainnya tak begitu ngotot, tetapi gaya mengolah bola dari kaki ke kaki sangat ampuh menerobos pertahanan lawan.

Strategi pelatih Gerald Vanenburg layak mendapat apresiasi, karena selama Piala AFF 2025 bergulir pola permainan pemain muda Indonesia menunjukan peningkatan signifikan.

Hanya saja belum terlihat maksimal disebabkan para pemain Indonesia muda belum begitu kompak dan kurangnya komunikasi satu sama lain.

Masih terlihat kurang percaya diri saat hendak melakukan passing progesif, sehingga penguasaan bola masih lebih banyak di wilayah sendiri.

Passing dengan perhitungan dan keputusan cepat belum berjalan yang diharapkan. Itulah yang terjadi ketika berhadapan dengan Vietnam. Banyak keraguan terlihat ketika menggedor lini pertahanan Vietnam.

Strategi diterapkan pelatih Gerald Vanenburg sudah cukup baik, dengan memainkan pemain-pemain muda berbakat dan punya potensi di masa depan. Pemain muda Indonesia harus terus mengasah “ilmubola” agar dapat bermain “otak” bukan “otot”, terbukti ketika melawan Vietnam, pemain kita terpancing sehingga tidak fokus menjaga pertahanannya.

Maka mari semuanya memikirkan dan mengasah daya juang pemain Indonesia agar perjuangan dan semangat tidak pernah kedodoran ketika di lapangan hijau. ●Redaksi/Alia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *