Pergelaran Seni Kontemporer artina 2, Hadirkan Paduan Dimensi Spiritualitas Religiusitas Budaya Nusantara
HARIAN PELITA – Pada pergelaran seni kontemporer artina (art: seni; ina: Indonesia-red) edisi ke-2 (dua) mengusung tema matrajiva (matra: dimensi; jiva: spirit/ruh) ini memadukan dimensi Spiritualitas Religiusitas Budaya Nusantara.
“Tema matrajiva terinspirasi dari keragaman budaya Nusantara yang sarat akan nilai-nilai spiritual. Tak hanya itu, kami melihat saat ini seni menjadi manifestasi dari kepercayaan pada sesuatu yang lebih besar dari dalam diri manusia, sekaligus memanifestasikan tanggung jawab sosial seniman terhadap lingkungan dan masyarakatnya,” kata Inisiator dan Direktur Artistik artina, Heri Pemad, saat pembukaan pameran di lantai 6, Sarinah, Jakarta, Jumat, (3/3/2023)
Pada gelaran ke-2 (dua) ini, Heri Pemad menerangkan sebanyak 22 seniman individual dan kolektif lintas-disiplin dilibatkan pada pameran ini dengan berbagai aspek untuk menampilkan spiritualitas dan religiusitas menyatu dengan nilai-nilai moral dalam kebudayaan dan kesenian di Indonesia.
Ditempat yang sama, kurator Agung Hujatnika mengatakan pada pameran artina kedua ini merepresentasikan adanya wilayah-wilayah irisan maupun persilangan antara agama, sains, humanisme, filsafat, aliran, kepercayaan, teknologi dan kesenian tradisional Nusantara.
“Kami berupaya menampilkan ekspresi spiritualitas Nusantara yang ekspansif dan multi-faset. Perluasan mutakhir spiritualitas ini juga merepresentasikan adanya wilayah-wilayah irisan maupun persilangan antara agama, sains, humanisme, filsafat, aliran, kepercayaan, teknologi dan kesenian tradisional Nusantara, dan lainnya,” papar Agung.
Sementara itu, Fetty Kwartati, Direktur Utama Sarinah, menuturkan, sejak diluncurkan, hingga saat ini, kehadiran artina di Sarinah mendapatkan respon yang sangat positif dari para seniman, pelaku industri kreatif, terlebih lagi masyarakat. Transformasi Sarinah sebagai panggung karya Indonesia, tidak hanya menjadikan tempat ini sebagai destinasi belanja, tetapi juga menjadi destinasi wisata.
“Kami berharap kehadiran karya dan tema baru yakni “matrajiva” dapat memberikan kesegaran serta pengalaman baru bagi masyarakat,” kata Fetty Kwartati.
Tak hanya itu Fetty Kwartati juga memaparkan, sebagai sebuah festival seni kontemporer, artina memberikan ruang bagi berbagai bentuk praktik dan pemaknaan seni kontemporer lintas disiplin, termasuk seni pertunjukan. Tak hanya itu, dalam penyelenggaraannya, artina juga menghadirkan sejumlah program seperti edutainment tour untuk pelajar, mahasiswa, korporasi, dan wisatawan domestik serta mancanegara, gelar wicara bersama seniman, serta loka karya seni yang terbuka untuk umum.
Senada dengan Fetty Kwartati, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Hilmar Farid menyampaikan kalau dirinya sangat terkesan dengan penyelenggaraan artina yang telah sampai pada edisi kedua ini.
“Tema matrajiva mengajak kita untuk melihat lebih jauh budaya Indonesia dari perspektif spiritualitas dan religiusitas, aspek yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Saya berharap artina dapat diselenggarakan secara rutin sehinngga dapat memperkenalkan budaya Nusantara dengan pendekatan yang berbeda,” tutur Hilmar Farid.
Selama periode pameran, 4 Maret sampai 31 Mei 2023 yang dibuka sejak pukul 10.00 hingga pukul 22.00 Wib ini, pengunjung juga dapat mengikuti sejumlah program seperti kuratorial tur, gelar wicara seniman, dan lokakarya.
Tiket masuk artina ini dapat diperoleh melalui loket.com atau pembelian secara langsung di lokasi pameran. ●Red%Abah