
Jurnalisme Rakyat || Oleh Nazar Husain
DUA HARI sebelum aksi unjukrasa (demo) mahasiswa beraksi, dunia maya (media sosial) dibantu media online sudah menyebar ke seantero nusantara.
Beritanya bergulir tiada henti, memaksa kita untuk ingin mengetahui lebih jauh. Apa sih yang akan terjadi setelah hari “H” aksi mahasiswa itu ketika gerakan demo berlangsung?.
Cerita aksi mahasiswa itu sampai klimaks nggak, atau hanya sekadar pamer kekuatan dan selesai begitu saja, tanpa ada titik temu. Damai atau anarkis? Begitu kira-kira prediksi masyarakat pencinta media sosial dan media online.
Sementara ada dua kelompok masyarakat yang sangat mengkhawatirkan bila aksi demo berlangsung. Pasti akan berdampak luas bila buntu tanpa solusi.
Masyarakat kelompok pertama khawatir akan terjadi tindakan anarkisme yang akan merusak seluruh fasilitas umum yang ada berdasar pengalaman seperti demo-demo masa lalu.
Masyarakat kelompok kedua, lebih memilih diam dan memberikan dukungan agar “unek-unek” aksi mahasiswa sampai ke pemerintah dengan tuntutan adanya keresahan masyarakat karena berbagai lonjakan harga.
Pada saat itulah, jurnalisme rakyat pun berkobar memenuhi seluruh beranda media sosial dan menjadi berita utama media online. Pokoknya yang menjadi pembahasan adalah aksi mahasiswa dengan tuntutan yang tak pernah berhenti tersiar.
Hebatnya lagi, saat demo berlangsung percepatan penyampaian informasi ditengah masyarakat menyerupai kilatan cahaya, berita-berita yang dilengkapi foto dan video dengan cepat diketahui masyarakat pencinta media sosial. Mereka berlomba “siapa cepat dia dapat!”.
Apa pun yang terjadi saat demo berlangsung “jurnalisme rakyat” benar-benar hebat memanfaatkan momen untuk mengabadikannya. Tidak ada yang terlewat, bahkan rinci penyajiannya.
Terbukti kan, ketika demo mahasiswa berlangsung di depan Gedung DPR-MPR RI 11 Maret 2022, ada berita menghebohkan, dosen UI bernama Ade Armando menjadi sasaran berita “jurnalisme rakyat,” karena dikeroyok massa hingga babak belur.
Pada catatan ini, paling tidak media konvensional tak usah bekerja keras cukup merangkum dan menyimpulkan karya “jurnalisme rakyat” menjadi berita aktual dan berbobot. Catatan saya “jurnalisme rakyat” emang hebat euey..!!