
Tidak Ada Manusia yang Tak Berdosa || Oleh Endah Sayani Feat Nazar Husain
SETIAP Manusia di dunia ini pendosa kita semua tempatnya salah dan lupa oleh karena itu kita diwajibkan untuk saling mengingatkan. Pepatah mengatakan Malaikat itu tempatnya benar, setan tempatnya salah dan manusia tempatnya salah dan lupa maka dari itu Allah SWT memerintahkan manusia untuk saling mengingatkan.
Tetapi, ada hadits yang mirip dengan pepatah itu, yaitu:
َ كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya.
(HR. At Tirmidzi no. 2499, Hasan)
Tidak diragukan lagi bagi orang yang berakal sehat adalah bahwa umat ini membutuhkan orang-orang yang dapat mengarahkan dan menunjukkan mereka kepada jalan keselamatan. Umat Islam adalah umat yang paling menonjol dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Merupakan kewajiban setiap muslim sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya, untuk bersungguh-sungguh saling memberikan nasihat dan peringatan sampai gugur kewajibannya dan dapat memberikan petunjuk kepada orang lain. Allah Ta’ala berfirman:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
”Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 55).
Namun banyak dari kita yang tidak terima saat diberi nasihat tentang kebenaran karena mereka merasa bener, merasa sudah tahu segalanya padahal itu muslihat yang keji hingga akhirnya bukan hanya mencelakai orang lain bahkan menjerumuskan diri sendiri dalam kerugian abadi.
Egoisme yang merasuki nurani hingga tumbuh rasa sombong. Sombong karena merasa sudah berilmu, punya kekuasaan, kekuatan bahkan harta kekayaan yang dijadikan andalan untuk berkacak pinggang. Hingga menyakiti sesama
Ketika kita sadar bahwa kita adalah orang berdosa, maka kita akan mudah untuk melakukan perubahan dan bertobat untuk selalu menuruti perintah Allah.
Untuk memperoleh hidup yang kekal, berarti kita harus benar-benar bertobat dan menjalankan perintah Allah dengan sungguh-sungguh. Pertobatan ini adalah perubahan cara berpikir di mana seseorang mengaku dan setuju bahwa ia orang berdosa di hadapan Allah dan mengaku serta menerima apa yang telah dilakukan.
Menyadari dan mengakui bahwa kita pendosa dihadapan Allah, maka Allah akan memaafkan kita, dan teruslah berbuat baik karena perbuatan-perbuatan baik yang menyelamatkan kita. Ingatlah, ampunan dari Allah dan amal baik kita yang dapat menyelamatkan kita
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran: 135)
Jangan pernah bersandar pada pengertian kita sendiri ketika akan melakukan sesuatu. Jangan pula bergantung pada perasaan kita. Perasaan itu selalu berubah. Berdirilah pada janji-janji Allah, karena Allah tidak pernah ingkar janji.
Sadarilah segala yang kita perbuat akan kembali kediri kita sendiri.***
Semoga menginspirasi
Editor: Agatha