2025-02-04 23:09

Kemenag Matangkan Konsep Kurikulum Cinta dan Eco-Theology untuk Rawat Kerukunan dan Kelestarian Alam

Share

HARIAN PELITA — Kementerian Agama (Kemenag) mematangkan konsep “Kurikulum Cinta” dan “Eco-Theology” bertujuan memperkuat kerukunan umat beragama dan menjaga kelestarian alam.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa kedua konsep ini memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang harmonis serta melestarikan bumi sebagai amanah Tuhan.

Konsep-konsep ini dibahas dalam seminar internasional bertajuk “Kurikulum Cinta dan Eco-Theology sebagai Basis Gerakan Implementasi Deklarasi Jakarta” di Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan diselenggarakan Kemenag bekerjasama Pesantren As’adiyah, Sengkang.

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa “Kurikulum Cinta” mengedepankan pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang dan penghargaan terhadap perbedaan untuk menciptakan kerukunan antarumat beragama.

“Pendidikan agama harus mengajarkan bukan hanya aspek ritual, tetapi juga semangat moderasi, toleransi, dan harmoni dalam keberagaman,” jelas Menag.

Sementara itu konsep “Eco-Theology” mengajarkan bahwa menjaga bumi adalah bagian dari spiritualitas dan ibadah kita kepada Tuhan. Menag mencontohkan inisiatif ramah lingkungan seperti masjid hijau dan pesantren ramah lingkungan yang telah diterapkan di Indonesia.

Seminar ini juga membahas Deklarasi Istiqlal, yang ditandatangani oleh Imam Besar Masjid Istiqlal dan Paus Fransiskus pada September 2024, yang mengusung dua isu utama: melawan dehumanisasi dan memperkuat pelestarian lingkungan. Konsep “Kurikulum Cinta” dan “Eco-Theology” dinilai sebagai landasan dalam mendorong perubahan positif ini.

Acara dihadiri lebih dari 200 tokoh di lokasi dan diikuti lebih dari 1.000 peserta secara virtual, juga disiarkan melalui YouTube As’adiyah. ●Redaksi/Satria

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *