
Sambut Hari Raya Imlek, Kelenteng Fuk Ling Miau Bersolek
HARIAN PELITA — Sambut Hari Raya Imlek yang akan jatuh pada esok hari Minggu, (22/01/2023), Kelenteng Fuk Ling Miau terletak di Jalan Brigjen Katamso No3, Gondomanan, Kota Yogyakarta tampak mulai bersolek.
Saat redaksi berkunjung ke lokasi pada Jumat (20/01/2023), terlihat kesibukan para pengelola kelenteng dalam mempercantik rumah ibadah tersebut untuk menyambut jemaah yang akan hadir nantinya.

Rizki (21), salah satu pengelola yang berkerja di tempat ini mengatakan, persiapan yang dilakukan oleh pihak Kelenteng dalam menyambut Hari Raya Imlek antara lain membersihkan ruangan dan patung-patung, memajang dekorasi berupa lampion, dupa, dan lilin untuk digunakan pada puncak acara.
“Persiapan yang dilakukan sekarang yaitu bersih-bersih kelenteng, memasang lampion dan dupa, lalu memersihkan semua patung yang ada di dalam kelenteng,” ujar Rizki.
Menurutnya, berdasarkan perayaan Imlek sebelumnya, para jamaah sudah mulai berdatangan pada malam hari sebelum puncak acara Imlek di keesokan harinya. Adapun jamaah yang hadri beribadah bisa mencapai ribuan orang yang datang secara bergantian ke Kelenteng ini.
“Biasanya malam sebelum acara sudah mulai ramai, dan itu puncaknya pada pukul 12 malam saat pergantian tahun baru Imlek,” imbuh Rizki.
Tradisi Tahunan Kampung Ketandan
Sementara itu, kawasan Pecinaan yang terdapat di Kampung Ketandan, Jl. Malioboro, Kota Yogyakarta juga terlihat mulai dipenuhi dengan dekorasi-dekorasi khas perayaan Imlek.
Sepanjang kawasan ini, salah satu yang paling mencolok yaitu banyaknya lampion yang menggantung di atas jalan. Tidak hanya di sekitaran Kampung Ketandan, pernak pernik juga dapat kita temukan banyak menggantung di sepanjang Jl. Malioboro.
Salah satu pedagang Mie Ayam di kampung ini, Amsilah (64) dalam keterangannya menyampaikan jika aktivitas itu dilakukan setiap kali menyambut Hari Raya Imlek. Jadi perayaan Imlek tahun ini secara umum sama dengan yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.
“Pada dasarnya setiap menyambut Imlek kita ngikut sama tradisi-tradisi sebelumnya, salah satunya menggantung lampion di pintu masuk warung,” imbuh Amsilah yang menyatakan jika ia sejak lahir telah tinggal di kawasan ini. ●Red/Bayu