2025-05-24 5:34

Cerita Dibalik SIM Kolektif Fasilitas Ujian Jadi Saksi Bisu

Share

HARIAN PELITA — Mau dapat Surat Izin Mengemudi (SIM) tapi malas mengantre? Atau Anda sudah mencoba memohon SIM lewat jalur resmi tapi dinyatakan belum lulus?

Tenang saja, setiap masalah selalu ada solusinya. Cobalah daftarkan nama Anda sebagai peserta SIM Kolektif, dijamin hasil akhirnya akan berbeda. Percayalah, jika lewat ‘jalur’ kolektif ini, Anda bakal segera mengantongi SIM.

Hasil investigasi di beberapa satpas SIM di lingkungan Polda Metro Jaya yang sempat dilakukan media ini, nyaris semua pemohon SIM lewat jalur kolektif berujung sukses, semua dinyatakan lulus.

Ada yang cukup ‘gila’ yang ditemukan di lapangan, ternyata peserta SIM Kolektif bisa memperoleh SIM tanpa harus melalui ujian teori mapun praktek.

Beberapa sumber yang layak dipercaya menyebutkan, peserta SIM Kolektif yang kerap mendatangi Satpas SIM dengan menggunakan bis tertentu, hanya perlu foto.

Usai berfoto, mereka bahkan kembali naik bis tanpa harus ikut ujian teori maupun praktek. Selanjutnya, panitia, sebut saja perusahaan ‘Biro Jasa’ membagi-bagikan SIM di atas bus.

Begitu mudah dan gampangnya memperoleh SIM secara kolektif. Tapi ya, konsekwensinya, peserta SIM Kolektif harus bersedia membayar berlipat-lipat lebih banyak dibanding tarif semestinya.

“Mereka (Pemohon SIM) hanya foto. Sementara lokasi tes praktek menjadi saksi bisu persengkokolan yang sudah terjalin dengan mesranya antara oknum petugas dengan perusahaan penyelenggara SIM Kolektif,” ungkap salah satu peserta SIM Kolektif kepada media ini, baru-baru ini.

“Fasilitas untuk ujian praktek cuma jadi pajangan. Sejak Satpas SIM dibuka (hari Sabtu) dipagi hari hingga pelayanan ditutup, tak satu pun pemohon SIM mengikuti uji praktek kendaraan bermotor baik sepeda motor dan mobil. Padahal ratusan pemohon SIM mulai pagi hingga siang yang datang,” kata sumber lainnya.

Sebenarnya, kemudahan memperoleh SIM secara kolektif tanpa prosedur semestinya seperti ini sangat berbahaya. Bisa dibayangkan jika seseorang emosinya tidak stabil bisa memperoleh SIM hanya karena bersedia membayar lebih.

Apa jadinya jika yang bersangkutan ugal-ugalan di jalan raya, tak hanya nyawanya yang dalam bahaya tapi keselamatan pengguna jalan lainnya pun jadi taruhan. ●Redaksi/IA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *