2024-05-07 10:45

Jaksa Agung RI Resmikan dan Sambut Mahasiswa Baru STIH Adhyaksa TA 2022/ 2023

Share

HARIAN PELITA — Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Adhyaksa merupakan Pendidikan Tinggi Swasta Nasional sumbangsih Insan Adhyaksa melalui Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa didirikan pada 26 Januari 2022 lalu, dan sudah terakreditasi baik oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Jaksa Agung Republik Indonesia, Prof. DR. ST. Burhanuddin meresmikan STIH Adhyaksa sekaligus menandatangani prasasti dan menyambut mahasiswa baru STIH Adhyaksa Tahun Akademik 2022/2023 pada Senin (03/10).

“Hari ini, (3 Oktober) kita telah meresmikan STIH Adhyaksa dan diharapkan setelah ini menjadi tonggak perubahan atas hukum yang ada di Indonesia,” ujar Burhanuddin yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa dalam sambutannya.

Turut mendampingi peresmian tersebut yaitu Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan pada Kejaksaan RI Dr. Bambang Sugeng Rukmono, S.H., M.H. Sebagai Ketua Dewan Pengawas Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan Dr. Ali Mukartono, S.H., M.M.

Sebagai Anggota Dewan Pengawas Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, Prof. Dr. Asep N Mulyana, S.H., M.Hum sebagai anggota Dewan Pengawas Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Dr. Reda Manthovani, S.H., L.LM sebagai anggota dewan pembina yayasan karya bhakti adhyaksa, Dr. Narendra Jatna, S.H., L.LM sebagai Ketua Pengurus Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, Maya Miranda Ambarsari, S.H., M.I.B Sebagai Anggota Dewan Pembina Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa, dan Ketua STIH Adhyaksa Hasbullah, S.H., M.H.

“STIH Adhyaksa didirikan sebagai bentuk dedikasi keluarga besar Yayasan Adhyaksa yang ingin ikut serta meningkatkan mutu pendidikan dan membangun perabadan di Indonesia melalui ilmu hukum,” imbuh Burhanuddin.

Dia mengatakan bahwa para mahasiswa STIH Adhyaksa akan selalu dibekali dan ditanamkan tentang pentingnya menggunakan hati nurani dalam penegakan hukum. Sebab, ketika tujuan hukum berupa keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum saling menegasikan, hati nurani yang akan menjadi jembatan untuk mencapai titik bandul keseimbangan di antara ketiganya.

“Saya memandang hati nurani sebagai suatu badan keadilan yang keputusannya tidak dapat dibanding. Hati nurani adalah suara abadi kebenaran dan keadilan, yang tidak dapat dibungkam apa pun. Pesan saya untuk anak-anakku para mahasiswa baru STIH Adhyaksa, kunci bagaimana agar kita bisa berhukum secara adil dengan sandaran hati nurani, yaitu dengan mulai mempelajari hukum dengan tidak hanya menggunakan akal pikiran melainkan juga harus menggunakan pendekatan perasaan batin yang ada di dalam lubuk hati kita,” paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan dalam proses pembelajarannya, STIH Adhyaksa didukung oleh para dosen dan pengajar  yang merupakan praktisi di bidang hukum yang berintegrasi dan profesional. Selain itu juga didukung para dosen kehormatan dari kalangan kejaksaan yang merupakan para praktisi di bidang hukum.

Dengan demikian, para mahasiswa akan bisa mempelajari teori dan praktik secara mendalam, baik ilmu hukum maupun bidang praktisi hukum serta dapat berpraktik secara langsung penegakkan hukum di Kejaksaan. ●Red/Ifa05

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *