Hening Ruang Bagi Jiwa untuk Menelusuri Kebenaran yang Tersembunyi
Jalaluddin Rumi, salah satu tokoh sufi yang paling berpengaruh, mengajarkan bahwa keheningan adalah tempat di mana jiwa bisa mendengar suara Tuhan. Keheningan bukan hanya kosong, tapi ruang bagi jiwa untuk menelusuri kebenaran yang tersembunyi.
Dalam diam, kita mampu melihat dengan lebih jernih apa yang tak pernah kita sadari sebelumnya pemahaman yang tak bisa ditemukan dalam keramaian dan kebisingan dunia.
Bayangkan dirimu sedang berdiri di tepi pantai saat matahari terbenam. Ombak lembut menghempas, angin berbisik pelan, dan dunia seakan berhenti sejenak. Di sinilah, tanpa kata-kata, kita mulai mendengarkan bukan dengan telinga, tapi dengan hati.
Saat semua suara luar memudar, ruang untuk memahami yang sejati terbuka. Bukan dari penjelasan panjang atau argumen, tapi dari keheningan yang membawa kedamaian.
Rumi mengingatkan kita bahwa seringkali jawaban dari pertanyaan hidup yang kita cari ada di dalam keheningan itu sendiri. Ketika kita berani diam, kita memberi ruang pada pemahaman yang lebih dalam untuk hadir dan membimbing kita.
Keheningan adalah bahasa Tuhan, dan di dalamnya, kita bisa memahami tanpa perlu kata-kata.
Biarkan keheningan menjadi medianya untuk memahami.**
Source: Tat twam asi