Jangan Biarkan Istrimu Terlalu Mandiri
MEMILIKI istri mandiri memang enak, tapi sebagai suami jangan senang dulu kalau punya istri mandiri. “Wanita terlalu mandiri.” Bahaya. Jika apa-apa sudah bisa sendiri, apa gunanya suami? Bisa-bisa tidak dianggap, ada atau tidak adanya suami sama saja bagi mereka. Apalagi jika istrimu sudah membantumu mencari nafkah, semakin pudar peranmu sebagai suami.
Seperti yang dikutip dari buku Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga karya Dra. Sulastiningsih, M.Si., Islam memang tidak melarang wanita untuk bekerja mencari nafkah, selama memang ia tidak mengabaikan tugas utamanya sebagai seorang istri dan ibu bagi keluarganya.
Satu hal yang perlu kita ketahui, tugas mencari nafkah itu tidak dibebankan kepada istri, akan tetapi menjadi tugas utama seorang suami. Kewajiban mencari nafkah bagi kaum suami ini disampaikan Allah Swt. dalam Q.S At-Thalaq ayat 7. “Hendaknya suami yang berkemampuan memberikan nafkah sesuai kemampuannya.”
Sementara tugas utama seorang istri adalah dalam hal reproduksi. Dalam artian ia mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya. Tugas utama para istri tersebut disampaikan-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 2 berikut ini:
“Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya, dan ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian kepada para ibu tersebut dengan cara yang wajar.”
Namun, apabila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, maka wanita harus mampu bersikap mandiri, dalam artian ia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga tanpa harus menggantungkan kepada orang lain. Sehingga, memang semenjak dini kaum wanita diasah dan dibekali dengan berbagai keterampilan agar ia tetap berdaya.
Contoh nyata dari wanita yang berdaya dan mandiri di zaman Rasulullah Saw. adalah Zainab, istri Ibnu Mas’ud yang membantu menafkahi keluarganya dan anak-anak yatim yang ia santuni. Kemudian ada juga istri Rasulullah Saw yakni Khadijah ra, yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan professional.
Jadi, jika kamu sering menemukan wanita-wanita di luaran sana yang garang, galak dan emosinya meledak-ledak. Kamu tahu kenapa? Itu karena sudah luntur fitrah kemanjaannya. Mereka sudah lelah terlalu banyak beban dipundak dan pikirannya.
Dia merasa amat sangat lelah dengan aktivitasnya, saat istrimu sedang manja dan minta tolong kepadamu, padahal kamu tahu dia bisa melakukannya sendiri, selagi kamu bisa, tolong dia
Buatlah istrimu tetap bergantung kepadamu jangan biarkan apa-apa sendiri. Kunci rumah tangga bahagia itu harus ada rasa saling, selain saling cinta juga saling membutuhkan satu sama lain. Jadi sebisa mungkin, bagaimana caranya tetap membuat istrimu merasa membutuhkanmu, jangan sampai itu memudar meskipun dia istri yang mandiri.
Jika kamu mampu melakukan itu, tak ada alasan baginya untuk tidak mengganggap dan tidak menghormatimu.
Jangan jadikan dirimu sumber dosa untuk Istrimu.
Semoga kita selalu diberkahi kebahagiaan.**
Editor: Agatha