
Keraguan Rantai yang Mengikat Diri Sendiri
Aristoteles mengungkapkan bahwa Keraguan adalah musuh terbesar impian kita. Ia datang dengan bisikan halus, menyelinap ke dalam pikiran, dan menanamkan ketakutan yang akhirnya menghambat langkah kita. Ini adalah kenyataan yang sering terjadi dalam hidup. Bukan karena kita tidak berbakat atau tidak mampu, tetapi karena kita terlalu lama diam, terlalu lama bertanya, dan terlalu lama takut melangkah.
“Seperti seorang pelaut memegang peta harta karun, tetapi enggan berlayar karena takut badai. Ia menunggu angin yang sempurna, langit yang benar-benar cerah, dan ombak yang benar-benar tenang
Namun, dalam penantiannya, waktu terus berjalan, kesempatan berlalu, dan akhirnya ia tidak pernah mencapai pulau impiannya. Begitu pula dalam hidup, banyak impian yang mati bukan karena ketidakmampuan, melainkan karena ketidakyakinan.
Aristoteles mengajarkan bahwa keberhasilan tidak datang dari sekadar berpikir dan merencanakan, tetapi dari keberanian untuk bertindak. Kita sering kali terlalu sibuk mempertimbangkan kegagalan, hingga lupa bahwa kemungkinan keberhasilan juga ada di sana.
Keraguan yang berlebihan membuat kita terjebak dalam penjara pikiran kita sendiri, takut mengambil risiko, takut gagal, takut tidak cukup baik, sehingga akhirnya impian yang dulu bersinar terang perlahan redup dan menghilang.
Aristoteles mengingatkan bahwa kesuksesan tidak pernah menunggu mereka yang ragu, tetapi selalu membuka jalan bagi mereka yang berani, ia ingatkan kita untuk memilih berani melangkah. Sebab, seperti bayangan yang mengikuti kita ke mana pun, keraguan hanya akan tetap ada jika kita diam di tempat.
Tetapi begitu kita maju, ia akan tertinggal di belakang. Maka, jangan biarkan keraguan membunuh mimpimu. Beranilah melangkah, karena dunia ini milik mereka yang percaya pada dirinya sendiri.
Teropong Filsafat