2024-12-13 20:32

Mappacci Malam Pacar Adat Bugis Bone Sulawesi -Selatan

Share

HARIAN PELITA — Suku Bugis Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan terkenal dengan sistem pernikahannya yang sangat kental dengan adat Bugis, dan dikenal sebagai salah satu sistem pernikahan yang kompleks karena ada beberapa proses pernikahan yaitu sebelum hari pernikahan,saat nikah dan setelah menikah.salah satu kegiatan sebelum hari pernikahan yaitu mappacci .

Mappacci”. Mappacci bermakna sebagai penyuciaan bagi calon mempelai dari segala kotoran, dosa atau keburukan lainnya yang pernah dilakukan, baik di sengaja maupun tidak di sengaja. Sehingga ketika memasuki pernikahan ia dalam keadaan yang suci, bersih jiwa dan raga. Sebagaimana kesucian pernikahan itu sendiri.

Mappacci berasal dari kata” Pacci” . Pacci adalah tumbuhan berdaun sejenis daun kelor, yang bila dihubungkan dengan Bahasa Bugis memiliki makna” Paccing” artinya bersih atau suci.

Upacara Mappacci adalah suatu rangkaian upacara yang dilakukan oleh pihak calon pengantin laki-laki maupun perempuan yang acara pelaksanaannya dilaksanakan pada malam hari atau satu hari sebelum acara pernikahan. Dalam pelaksanaan acara mappaccing, calon pengantin didudukkan pada suatu tempat yang secara bersamaan didampingi oleh kedua orang tua di samping kiri kanan. Mappacci dilakukan di rumah masing-masing kedua mempelai.

Untuk memasuki upacara Mappacci ini terlebih dahulu diadakan upacara pengambilan pacci yang disebut “Mallekkepacci”, yang dilakukan pada sore hari dan di rumah orang-orang tertentu. Apabila yang akan menikah adalah bangsawan, maka tempat mallekkepacci cukup di rumah raja. Akan tetapi setelah zaman kerajaan berlalu, tempat mallekkepacci di rumah orang yang berkedudukan yang sebelumnya telah dimintai persetujuan.

Di dalam prosesi mappaccing disiapkan 7 (tujuh) macam peralatan yang mengandung arti khusus, seperti :

1) Bantal (angkaluneng) adalah pengalas kepala yang disimbolkan sebagai harkat/kehormatan;

2) Sarung sutera (lipa sabbe) adalah sebagai pembungkus/penutup badan;

3) Pohon pisang, daunnya melambangkan kehidupan yang berkembang;

4) Daun nangka yang dihubungkan dengan mamminasa berarti harapan;

5) Lilin merupakan obor penerang pada jalan yang akan ditempuh oleh calon pengantin;

6) Benno (berondong beras) yang dipakai untuk menghamburkan ke atas badan calon pengantin;

7) Daun pacci, tersimpul kata paccing atau bersih.

Di dalam acara Mappaccing ini biasanya pihak keluarga memberi kesempatan kepada beberapa orang untuk memberi pacci kepada pengantin. Dahulu di kalangan bangsawan, acara Mappaccing (tudang penni) ini dilaksanakan tiga malam berturut-turut, akan tetapi saat ini pada umumnya acara mappaccing dilaksanakan satu malam saja, yaitu sehari sebelum upacara pernikahan. Mappaccing berasal dari kata “paccing” yang berarti bersih, secara keseluruhan, mappaccing artinya membersihkan diri. •Redaksi/Andi Ampa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *