HARIAN PELITA — Sengaja datang ke tempat itu mau nunjukin ke anak dan keponakan kalau tempat wisata yang di sekitar kampung kelahiran saya, Desa Randungdongkal ada tempat ramai namun nyaman dan sejuk-seger serta kulinernya enak sekali.

Tapi nyatanya malah jadi malu karena apa yang saya bangga-banggakan di sepanjang perjalanan dari tempat itu tidak terbukti. Sepi dan tidak ada kuliner seperti sate kelinci, sate kambing muda, teme mendoan dan soto, yang ada hanya hawa sejuk serger saja.

Ya, Pemandian Moga Indah yang saya maksud itu ternyata kini seperti tempat ritual. Lokasinya memang jauh dari ibu kota kabupaten, kurang lebih 41km arah selatan pusat Kota Pemalang. Wilayah ini berada pada ketinggian kurang lebih 5000 mdpal. Udaranya sejuk dan dianugerahi dengan kekayaan alam dan potensi wisatanya yang begitu mempesona.

Pemandian Moga Indah ini merupakan wisata air berupa kolam yang airnya bersumber dari mata air alami yang tidak kunjung henti. Ukuran kolamnya lumayan luas 100 m x 50 m untuk kolam utama. Selain itu, ada juga kolam yang ukurannya lebih kecil dan lebih dangkal. Kolam ini diperuntukkan untuk anak-anak. Nah, kolam ini tambah unik karena tepat di samping kolam terdapat pohon besar yang umurnya sudah ratusan tahun.

Bagi pendatang baru, suasana mistik pun akan terasa manakala masuk ke areal yang ada di sana. Pertengahan Syawal 1443 H, Hari Minggu sekitar pukul 13:00 WIB, saya dan rombongan berjumlah 10 orang hanya dikenakan Rp35 ribu dan kendaraan pun masuk ke dalam.

Tak banyak pengunjung yang memanfaatkan liburan hari Minggu itu, hanya beberapa orang saja di antaranya warga keturunan Timur Tengah yang sedang berenang.

Dan praktis di kolam hanya ada tiga orang dewasa di kolam besar dan enam orang anak-anak di kolam dangkal. Airnya dingin memang dan sekarang ini tak layak direkomended sebagai tempat wisata yang ramai, nyaman dan sejuk- seger serta kulinernya enak.

Mestinya pengelolaan sumberdaya alam ini dilakukan secaa profesional sehingga Pemandian Moga Indah yang dulu terkenal dapat mendongkrak perekonomian warga sekitar. ●Red/Saban jr