Empat Bintang Legend Bermain di Film “Dul Muluk dan Dul Malik”
HARIAN PELITA — Industri film nasional tengah menggeliat, tema disuguhkan pun bervariasi tak hanya itu, itu saja.
●Artis senior
Film terbaru Anwar Fuadi mengisahkan kejenakaan Dul Muluk tokoh cerita rakyat Sumatera Selatan, seperti Abunawas atau Kabayan di Jawa Barat. “Dul Muluk Dul Malik” bakal tayang 12 September 2024, artis senior itu beradu akting dengan Roy Martin, Dwi Yan, dan Meriam Bellina.
Sebelum tayang perdana para pemain “Dul Muluk Dul Malik” menggelar jumpa pers di cafe Liu Kitchen di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (1/8/2024)
Artis yang hadir Anwar Fuadi, Roy Marten, Dwi Yan, Meriam Bellina, dan produser Yacob Candra.
Ide film digagas Anwar Fuadi memang putera asli Sumatera Selatan, menurutnya, Indonesia memiliki banyak cerita rakyat tapi belum ada perusahaan yang mengangkat cerita itu. Sejauh ini mungkin penonton banyak disuguhkan cerita rakyat dari pulau Jawa, seperti Kabayan misalnya.
Menariknya, film Dul Maluk Dul Malik dari awal hingga akhir dialognya menggunakan bahasa Sumsel, bahkan 3 pemain lain yang hadir di acara tersebut harus belajar dialek Sumsel.
Film bergenre horor komedi layak jadi tontonan keluarga, meski kita bukan berasal dari Sumsel, tapi budaya, tradisi serta pesan yang disampaikan perlu kita ketahui.
Sementara Roy Marten mengaku, Dul Muluk Dul Malik merupakan film yang paling menantang dirinya selaku aktor senior, pasalnya dia terbiasa dengan dialek bahasa Jawa tapi dalam film ini Roy dituntut berdialek dengan bahasa Sumsel.
“Ini film paling berat yang pernah saya perankan, ketika saya hafal dialognya tapi lupa dialeknya. Saat saya ingat dialeknya, saya lupa dialognya. Makanya saya harus minta tambahan honor nih sama Anwar”, ujarnya sambil berseloroh.
Kesulitan Roy berdialek Sumsel diamini Meriam Bellina, yang juga mengalami kesulitan berdialek Sumsel, tapi kesulitan itu menjadi pemicu dirinya ikut berperan di film tersebut.
“Kalau saya mungkin tak merasakan suasana di Palembang berbeda dengan 3 aktor ini, karena saya shooting lebih banyak di Puncak kalau mereka di sana”, tambahnya menimpali perkataan Roy Marten.
Sedangkan Dwi Yan, dialek Sumsel sudah familiar baginya, dia lama tinggal di Palembang jadi berdialek Sumsel ia kuasai. Ia mengaku tidak ada hambatan dalam memerankan tokoh di film Dul Muluk Dul Malik, terutama dialek Sumsel, berbahasa dengan logat Palembang ia sudah faham.
Sementara Yakob Candra sebagai eksekutif produser mengungkapkan, Dul Muluk Dul Malik merupakan film kedua yang ia sokong, dan film ini tentang cerita rakyat. Sebagai seorang pengusaha dirinya ingin berkontribusi terhadap bangsa dengan mengangkat cerita rakyat ke layar lebar.
Dia berharap, dengan tayangnya Dul Muluk Dul Malik 12 September nanti, akan muncul produser-produser daerah yang mengangkat cerita rakyat di wilayahnya. Semoga film ini menjadi pemicu pengusaha daerah membuat film legenda daerahnya, sehingga penonton banyak disuguhkan film dengan dialek daerah beredar di seluruh Indonesia.
Kabarnya, Yakob sudah menekan MoU dengan Anwar Fuadi untuk mengangkat cerita rakyat Sumsel ke layar lebar sekitar 3 film. Setelah Dul Maluk Dul Malik, akan lanjut film kedua bertema “Ado Kerjo” sementara film ketiga masih dirahasiakan.
Selain 3 film itu, Yakob juga akan memproduksi film bertema perjuangan dengan tokoh sentral Jendral Soedirman. Film tersebut tak lama lagi akan produksi, salah satu pemainnya adalah keluarga Jendral Soedirman yang sudah menyatakan siap mendukung film tersebut. ●Redaksi/Satria