Tito Karnavian dan Tokoh HMI Akbar Tanjung Nobar Film “Lafran”
HARIAN PELITA — Film Lafran garapan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dengan rumah produksi Reborn Initiative, tayang di bioskop mulai Kamis, 20 Juni 2024.
Film ini mengisahkan tentang Lafran Pane, pendiri sekaligus ketua pertama organisasi mahasiswa bernama Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI, yang berjuang mengusir penjajah di Indonesia di masa kemerdekaan.
Aktor Dimas Anggara berperan sebagai Lafran Pane dalam film biografi besutan sutradara Faozan Rizal itu.
Ia sangat bangga mendapat kesempatan untuk memerankan salah satu pahlawan nasional yang dikaguminya. Selama perjalannya terlibat dalam proyek film ini, Dimas mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga.
“Terimakasih banyak! Saya sangat bangga diberi kepercayaan untuk memerankan karakter beliau, dan juga banyak ilmu yang saya dapat dari beliau. Sungguh karakter yang tangguh dan sederhana namun memiliki visi misi yang hebat! Sosok yang luar biasa!” tulisnya di Instagram pada Kamis, 20 Juni 2024.
Aktor 35 tahun itu juga menuliskan “Yakusa” di akhir unggahannya. Yakusa sendiri adalah jargon kader HMI, yaitu yakin, usaha, sampai.
Produser Deden Ridwan film Lefran ini satu kata aja wajib ditonton !! “kenapa? Sangat menginspirasi, pesannya sangat Konteksual dengan kondisi negeri saat ini, dimana anak-anak muda terutama di Indonesia ini perlu rolemode dalam menyelami pendirian Bangsa ini.
Mendagri Tito Karnavian memberikan keterangan pers setelah Nobar film Lafran di Djakarta Theare XXI Kamis (20/6/2024) tampak tokoh HMI Akbar Tanjung, Dolly, dan para pengurus HMI serta tamu undangan.
“Saya sangat bangga film Lafran ini sangat layak untuk ditonton seluruh kalangan masyarakat Indonesia karena ada beberapa point yang saya tangkap bahwa sosok Lafran memiliki jiwa juang yang sangat tinggi, mulai sampai keluarganya yang menentang Jepang dan sampai seluruh kekayaan orang tuanya dirampas,” ujarnya.
“Orang tuanya pun mendukung untuk keselamatan anaknya, semua diberikan itulah orang tua yang luar biasa, yang kedua beliau ini adalah pelaku sejarah setelah peristiwa yang sangat penting sekali, yaitu momentum ketika perang dunia selesai Jepang menyerah terjadi kekosongan saat itu terjadi kegalauan mau proklamasi versinya janji jepang atau bagaimana,” pungkasnya. ●Redaksi/Satria