Ratusan Penari dari Pencinta Seni Kembali Akan Hadirkan Pertunjukan ‘Ramayana’ di TIM
HARIAN PELITA — Paguyuban Kridha Hambeksa kembali akan mementaskan sebuah pergelaran teater tari didukung hampir 200 penari, pemusik, pemeran dan pekerja seni, berjudul Ramayana di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Sebuah cerita dibalut dengan kisah asmara para dewa, dalam cerita pewayangan, yang tak pernah habis untuk diulas dan diceritakan kembali.
Pergelaran ini merupakan pentas dari kolaborasi antar komunitas pecinta seni di Jakarta melalui pemajuan apresiasi kesenian tradisional, memberikan ruang ekspresi bagi anak-anak panti asuhan terutama anak-anak penghuni Rumah Piatu Muslimin di Jakarta.
Cerita Ramayana diangkat dalam pementasan komunitas Paguyuban Kridha Hambeksa, pertimbangannya terkait keterlibatanan personil dalam gelaran, diketahui Paguyuban Kridha Hambeksa memiliki anggota yang cukup banyak, dan seluruhnya merupakan para pencinta dan penikmat seni.
“Dengan berbagai profesi, mereka berkumpul dengan kesamaan pengalaman, yakni pernah belajar seni, baik saat sekolah, kuliah atau di manapun. Profesi mereka bermacam-macam, ada pengusaha, dokter, lawyer dan lainnya. Kita perlu satu lakon yang kira-kira bisa mengakomodir semua teman-teman dengan lintas generasi ini. Untuk itu, kami pilih lakon paling meriah, yang mana lakon Ramayana. Ramayana cukup cair, banyak yang mengenali dan lebih hitam putih dalam jalan ceritanya,” papar Produser dan Naskah Pentas Seni Paguyuban Kridha Hambeksa Bram Kushardjanto dalam siaran persnya kemarin.
Bagi masyarakat yang menyukai Wayang Wong (wayang orang), dalam pertunjukan ini akan disuguhkan pertunjukan menggigit, dengan garapan tari menjadi sajian utama.
Unsur dialog teatrikal dalam Wayang Wong hampir keseluruhan digantikan oleh tembang. Ini membuat pergelaran Ramayana lebih mirip dengan opera tradisi ketimbang Wayang Wong. Bukan hanya itu, pentas pun akan disuguhkan dengan komposisi music yang akan sangat dominan di hampir seluruh garapan.
Bram memaparkan, Pentas Ramayana yang pernah dipertunjukan oleh Paguyuban Kridha Hambeksa di 2022, telah mengalami perkembangan sejak pentas yang pertama pada 2011. Saat itu pentas Ramayana masih berbentuk Wayang Wong panggung tradisional. Kemudian berkembang pada 2012 ke bentuk Sendratari. Pada 2018 pentas Ramayana mulai berubah menuju bentuk terakhir, yang dipentaskan 4 Februari 2020 di Gedung Kesenian. ●Red/Rls/Ifa