2024-05-06 15:03

Center for Budget Analysis Temukan Dugaan Penyelewengan Anggaran Proyek IPAL di Bekasi

Share

FOTO Direktur CBA Uchok Sky Khadafi

HARIAN PELITA — Center for Budget Analysis (CBA) menemukan dugaan penyelewengan anggaran di sejumlah proyek Pemerintah Kota Bekasi. Salah satunya terkait proyek pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi.

Direktur CBA Uchok Sky Khadafi menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan, menjalankan dua proyek pembuatan IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi. Masing-masing satu proyek di tahun anggaran 2020 dan satu proyek di tahun anggaran 2021.

” Total anggaran yang dihabiskan untuk kedua proyek ini sebesar Rp73,2 miliar. Dalam pelaksanan proyek pembuatan IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi, CBA menemukan sejumlah kejanggalan yang berpotensi merugikan keuangan negara,” kata Uchok, Rabu (28/12/2022).

Lembaga CBA menjelaskan, pertama, dalam proyek pembuatan IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi di tahun 2020 penetapan pagu dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) oleh Pokja ULP tidak mengikuti prinsip efisien dan akuntabel. Hal ini terlihat dari besarnya nilai pagu yang ditetapkan Rp44,6 miliar dan HPS sebesar Rp44,4 miliar.

Angka ini menurut Uchok sangat tinggi dan hanya menguntungkan perusahaan dalam menawar harga. Selanjutnya, kata dia, proses tender diduga tidak memenuhi prinsip terbuka dan bersaing, transparan, adil dan tidak diskriminatif. Hal ini terlihat dari proses lelang.

“Meskipun terdapat 41 peserta yang mengajukan penawaran harga hanya satu perusahan. Hal ini sangat janggal karena sesuai ketentuan minimal ada 3 perusahaan dalam pengajuan penawaran harga agar bisa dipilih dan dievaluasi oleh panitia lelang,” papar Direktur CBA.

Kedua, diutarakan Uchok, proyek pembuatan IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi di tahun 2021 juga ditemukan modus serupa yakni penetapan pagu dan HPS diangka Rp34 miliar. Antara pagu dan HPS dari sebuah proyek bernilai puluhan miliar selisihnya tipis sekitar Rp50 juta, hal ini jelas jauh dari prinsip efisien dan akuntabel.

Selanjutnya, baik proyek IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi di tahun 2020 maupun tahun 2021, perusahaan yang dimenangkan Pemkot Bekasi adalah sama yakni PT Fitama Putri Mandiri (PT FPM) yang beralamat di Jl. Ahmad Yani Blok B10 No 2 Margajaya Kelurahan Margajaya Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

” Khusus untuk proyek pembuatan IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi yang dikerjakan tahun 2021, CBA juga mencatat kejanggalan lain dalam Addendum Surat Perjanjian tanggal 3 November 2021 Pemkot Bekasi dan PT FPM merubah volume beberapa pekerjaan namun tidak merubah nilai kontrak,” jelas Uchok.

Berdasarkan catatan ini, CBA menilai proyek pembuatan IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi Pemkot Bekasi berpotensi adanya kerugian uang negara. Proses lelang diduga kuat hanya formalitas belaka, karena diduga pemenang sejak awal sudah ditetapkan oknum tidak bertanggung jawab.

CBA mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi KPK segera melakukan penyelidikan atas proyek pembuatan IPAL untuk mengelola air sungai yang tercemar air lindi Pemkot Bekasi. Panggil dan periksa pejabat terkait seperti PPK dan Kepala dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan, serta Walikota Tri Adhianto Tjahyono untuk dimintai keterangan. ●Red/Dw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *