Aksi Premanisme Kian Menggila, Wakapolda: Tak Ada Tempat Preman di Jakarta
HARIAN PELITA — Aksi premanisme kembali memanas di Jakarta. Setelah insiden pembubaran diskusi di Kemang dan dugaan aksi premanisme di Menara Kamar Dagang Industri (Kadin), kini terjadi keributan antara dua kelompok besar, Ambon dan Palembang di kawasan Bundaran Kamal, Jakarta Barat, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Peristiwa ini menambah daftar insiden premanisme yang meresahkan masyarakat belakangan ini.
Aksi intimidasi tersebut menambah kekhawatiran terkait maraknya tindakan premanisme yang menyebar di beberapa wilayah.
Peristiwa di Bundaran Kamal bermula ketika seorang anggota kelompok Ambon diduga menarik motor, dan oleh kelompok Palembang diteriaki maling.
Situasi pun langsung memanas dan berujung pada tindakan kekerasan, di mana pihak Palembang membacok anggota dari kelompok Ambon. Bentrokan pun terjadi di lokasi tersebut.
Informasi mengenai kejadian ini diterima langsung dari Ketua Pemuda Indonesia Timur (PETIR), yang mengonfirmasi adanya bentrokan besar antara kedua kelompok.
Ketua FPMM (Forum Pemuda Muslim Maluku) Umar Kei juga memperingatkan rekan-rekannya agar berhati-hati melintas di area tersebut, karena situasi masih memanas.
“Saat ini suasana di sekitar Bundaran Kamal sangat tegang. Kami mengimbau seluruh masyarakat, khususnya rekan-rekan dari kelompok Ambon dan Palembang, untuk menahan diri agar situasi tidak semakin memburuk,” ujar Umar Kei melalui pesan diteruskan Alvin Kei.
Kejadian ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya aksi-aksi premanisme di ibu kota, terutama setelah serangkaian insiden yang melibatkan orang tak dikenal dan tindakan kekerasan. Aparat kepolisian diharapkan dapat segera turun tangan untuk mengendalikan situasi dan memastikan tidak ada lagi korban berjatuhan.
Polisi setempat sudah dikerahkan untuk mengamankan lokasi, namun warga diminta untuk tetap waspada dan menghindari area Bundaran Kamal hingga situasi benar-benar kondusif.
Belum ada kepastian apakah insiden ini terkait dengan aksi-aksi premanisme yang terjadi sebelumnya di Kemang, Menara Kadin, dan kantor PWI, namun gelombang kekerasan ini jelas memperlihatkan adanya eskalasi konflik yang perlu segera diatasi demi menjaga keamanan dan ketertiban di Jakarta.
Disisi lain Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy menegaskan terkait aksi premanisme tidak ada tempat untuk para preman di Jakarta.
“Kami tidak mentolerir segala bentuk premanisme kemudian aksi anarkis yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat dengan dalil apapun. Entah itu mau membubarkan,” kata Djati Wiyoto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (18/9/2024). ●Redaksi/IA