
Puluhan Tahun Terisolir, Muhammad Ridwan Zakariah Bangun Jembatan Penghubung Langer-Tanah Merah
FOTO: Bupati Buton Utara Dr H Muhammad Ridwan Zakariah bersama Direktur Pembangunan Jalan Kementerian PUPR Ir Yudha Handita Pandjiriawan, Ketua DPRD Butur Muhammad Rukman Basri, Plh Sekda Sahrun Akri dan beberapa Kepala OPD usai Groundbreaking Jembatan Merah Putih Penghubung Langere-Tanah Merah.
HARIAN PELITA — Puluhan tahun terisolir, Bupati Butur Dr H Muhammad Ridwan Zakariah mewujudkan impian masyarakat Desa Langere dan Desa Koepisino (Tanah Merah).
Untuk memiliki jembatan penghubung dan lepas dari status daerah terisolir selama kurun waktu 77 tahun. Jembatan dibangun dengan rangka baja kelas B sepanjang 100 meter diberi nama Jembatan Merah Putih.
Jembatan ini menghubungkan antara Pulau Langere- dan Tanah Merah dan Pulau Buton melalui sumber dana pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) PT. SMI.
“Hari ini kita laksanakan Groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan jembatan Langere-Tanah Merah yang bersumber dari dana APBD 2022 dan APBD 2023 yakni dana PEN dan DAU,” ungkapnya, Senin, 3 Maret 2023.
Bupati dua periode ini menyampaikan, masyarakat Sulawesi Tenggara mengenal Kabupaten Buton Utara dengan infrastruktur jalan yang rusak.
Bila musim Timur terdapat beberapa desa terisolir baik secara sosial maupun segi ekonominya yakni Desa Korolabu, Desa Torombia, Desa Laanosangia, Desa Langere dan Desa Koepisino (Tanah Merah.Red).
Kehadiran dan pembangunan penghubung ini merupakan hadiah dan rahmat dari Allah SWT lanjutnya, telah lama dinantikan.
Ihwal hal tersebut, negara harus hadir disetiap penderitaan masyarakat, dan ini bukti nyata dengan adanya pembangunan jembatan penghubung. Sehingga masyarakat Desa Langere-Tanah Merah merasakan kebahagiaan.
“Ketika saya ada ide untuk meminjam dana, saya hanya berpikir agar masyarakat merasakan keadilan sosial di era kemerdekaan ini. Pembangunan harus bisa dinikmati oleh setiap masyarakat. Sudah 77 tahun pak indonesia merdeka, mereka belum menikmati apa yang menjadi hak mereka,” tuturnya.
Menurutnya, sebagai pemerintah yang baik jiwa nasionalisme harus ditanamkan untuk seluruh masyarakat. Kehadiran negara dan pemerintah hari ini merupakan kebahagiaan bagi masyarakat Desa Langere dan Tanah Merah.
Mantan Sekda Buton ini berharap agar masyarakat bertanggung jawab menjaga dan memelihara jembatan yang merupakan aset negara.
“Untuk itu kepada masyrakat Langere dan Tanah Merah marilah kita pelihara bersama aset negara ini. ini merupakan rahmat tuhan untuk itu kita harus bersyukur dan benar-benar bertanggung jawab untuk memelihara dan menjaga.
“Jangan ada lagi baut yang dipreteli, pipanya jangan dijadikan tempat mengikat katinting,” sambungnya.
Pasalnya, infrastrutkur jalan dan jembatan merupakan nadi daripada tumbuhnya perekonomian. Dengan terbangunnya jembatan Merah Putih ini, semoga bisa bermanfaat dan mempermudah transportasi sehingga bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Direktur Pembangunan Jembatan, Ir Yudha Handita Pandjiriawan MT MBA menambahkan, masyarakat Desa Langere-Tanah Merah agar berterima kasih pada Bupati dan Wakilnya dengan serius memperhatikan daerah terisolir di Kabupaten Buton Utara.
Ia menyampaikan, Program pembangunan daerah pinggiran yang dicanangkan Bupati Butur Muhammad Ridwan Zakariah sesuai dengan program pembangunan Presiden Jokowi “membangun dari pinggrian”.
Yudha berharap dengan terbangunnya Jembatan Merah Putih aksesibilitas lebih mudah, Perekonomian masyarakat harus tumbuh.
Pasalnya, anggaran pembangunan jembatan penghubung dua desa tersebut menghabiskan dana sebesar Rp32 miliar, diharapkan dapatkan menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat.
▪︎Bentang Jembatan Merah Putih 100 meter sehingga masuk kategori jembatan khusus.
Jembatan Khusus merupakan jembatan yang memiliki Spesifikasi teknis dan khusus yang harus dipenuhi untuk mencapai kualitas pekerjaan yang disyaratkan dan spesifikasi peralatan utama yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi dengan keadaan yang khusus pula.
“Sebelum dibangun jembatan khusus harus dicek mulai dari desain dan uji coba sebelum operasional oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Kenapa harus dicek oleh para ahli KKJTJ karena biaya pembangunan jembatan khusus itu mahal dan harus kuat berumur hingga 100 tahun,” jelasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buton Utara Mahmud Buburanda menuturkan, pekerjaan ini dimulai sejak Desember 2022 dengan sistem Multi Years Contract (MYC).
Lebih lanjut Mahmud menyampaikan, pekerjaan Pembangunan Jembatan Langere-Tanah Merah terletak di Desa Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara. Dengan Nomor kontrak 172/SPK-Konyrak/PPK-BM/XII/202. Tanggal kontrak 19 Desember 2022 oleh PT. Sinar Bulan Group dengan nilai kontrak sebesar 31.940.962.920 selama 370 hari kalender bersumber dari dana PEN dan DAU Buton Utara.
Dikatakannya, Jembatan Merah Putih Bentang 100 meter rangka baja tipe B, Ketinggian 5,1 meter bebas vertikal, lebar lalu lintasnya 6 meter, pedestarian (trotoar) kiri 0,5 meter dan pedestarian kanan 0,5 meter jadi total lebar jembatan 7,7 meter. Kemudian plat lantainya menggunakan beton bertulang.
“Sementara untuk bangunan bawahnya menggunakan type Abutment tembok penahan ganti level, materialnya menggunakan pondasi bore pile, type tumpuan jembatan menggunakan type pot bearing,” bebernya.
Selain itu, Dinas PUPR Butur telah menyelesaikan pekerjaan Jalan Lapero-Langere sepanjang 10,4 kilometer dengan anggaran kurang lebih 15 milyar pada tahun 2022.
“Kami berharap Desember 2023 nanti jalan sudah bisa tembus di Desa Koepisino (Tanah Merah), agar pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat bisa meningkat dengan terbangunnya jalan dan jembatan penghubung kedua desa ini,” tutupnya. ●Red/Man