DKI Kucurkan Subsidi Pangan Rp1 Triliun Setiap Tahun bagi Warganya
HARIAN PELITA — Anggaran subsidi pangan ini dinilai sebagai salah satu faktor yang membuat tingkat inflasi di DKI Jakarta bisa terjaga.
DKI berhasil mengendalikan inflasiBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 62,04 persen terhadap perekonomian Jakarta.
Data BPS menyebutkan, pada 2021 penyumbang garis kemiskinan terbesar berasal dari makanan yang mencapai 68,65 persen.
Atas dasar itulah, intervensi dalam pengendalian inflasi dan memenuhi kebutuhan rumah tangga perlu dilakukan. Salah satunya melalui subsidi bagi kelompok masyarakat tertentu.
Kucuran subsidi pangan sebesar Rp1 triliun itu diberikan kepada kelompok tertentu di antaranya buruh sebanyak 49.234 orang, guru honorer sebanyak 33.659 orang.
Kemudian kader PKK sebanyak 15.215 orang, warga lanjut usia sebanyak 107.573 orang, pegawai lepas harian (PLH)/Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) 51.436 orang, Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebanyak 816.690 orang. warga disabilitas mencapai 14.459 orang, penghuni rumah susun mencapai 31.000 orang dan Kartu Anak Jakarta (KAJ) sebanyak 10.993 orang.
Besaran subsidi per orang mencapai Rp126 ribu per bulan dari enam komoditas pangan yang sudah didiskon Pemprov DKI Jakarta seperti daging sapi, daging ayam, beras, telur ayam, ikan kembung dan susu.
Harga daging sapi, misalnya, dijual Rp35 ribu per kilogram (kg) atau disubsidi sebesar Rp95 ribu dari harga pasaran mencapai Rp130 ribu. Begitu juga daging ayam per kilogram mencapai Rp8.000 dengan subsidi sebesar Rp30 ribu dari harga pasaran Rp38 ribu.
beras per lima kilogram mencapai Rp30 ribu atau disubsidi Rp33.500 dari harga pasaran Rp63.500.
“Kalau masyarakat setiap bulan memanfaatkan semua produk, mereka cukup bayar Rp126 ribu tapi mereka bisa membeli produk seharga Rp394.500 karena sisanya disubsidi Pemprov DKI,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baawedan.
Menurutnya APBD DKI insyaallah di pergunakan untuk kesejahteraan masyarakat ibukota demi terwujudnya kesejahteraan yang berkeadilan.
Keluarga prasejahtera bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, masa depan anak-anaknya kedepan juga lebih baik.
“Dari Rakyat untuk kesejahteraan Rakyat, insyaallah kalau masyarakat menginginkan beliau menjadi Presiden RI program program beliau mampu menyelesaikan permasalahan di Indonesia,” pungkasnya. ●Red/Dnh