HARIAN PELITA — Koordinator Nasional Relawan Garuda Dikson Siringo-ringo menuturkan menjelang perhelatan Pemilu 2024 masyarakat kerap sekali disuguhi informasi atau kampanye hitam dari berbagai media sosial, baik itu tentang pemberitaan salah satu Calon Legislatif maupun Calon Presiden dan Wakil Presiden.

Sehingga, lanjut Dikson, masyarakat Indonesia harus dapat memilah mana informasi yang benar sesuai fakta dan informasi negatif yang menjatuhkan citra seseorang.

“Jadi, kita harus bisa mengetahui dengan bersih mana informasi yang benar apa adanya, mana informasi negatif atau kampanye hitam. Nah, mulai hari ini dan sampai tanggal 10 masa kampanye ini kita akan mengalaminya,” ujar Dikson dalam forum diskusi yang digelar Gerakan Perempuan Blusukan bertajuk, “Sosial Media Sebagai Sarana Kampanye Hitam” di Rumah Pemenangan TKRPP, Jakarta Pusat, Jumat (01/12/2023).

Untuk mengatasi hal itu, lanjut Dikson, masyarakat harus terlebih dahulu memastikan informasi yang diterima sesuai dengan 5W+1H.

“Kalau baca berita atau tulisan dan nonton video di grup WhatsApp atau media sosial lainnya pastikan itu benar atau tidak benar itu tadi ya. Apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana, 5 pertanyaan ini harus disiapkan setiap kali membaca atau menonton informasi,” pintanya.

Menurutnya, 5W+1H merupakan konsep dasar seseorang untuk menjadi wartawan atau jurnalis. Dengan memahami konsep itu, masyarakat dapat terhindar dari informasi negatif dan kampanye hitam.

“Itu sebetulnya dasar orang menjadi wartawan. Jadi kita harus menjadi wartawan bagi diri sendiri yang membuat tahu informasi apapun. Agar tidak terjebak dan tidak membuat masalah,” tukas Dikson yang juga pengurus DPP Taruna Merah Putih.

Sementara itu, Praktisi Media, Rudi S Kamri mengatakan meminta para relawan Ganjar-Mahfud dapat menjadi agen informasi yang akurat dan kredibel.

“Kita menjadi agen dari informasi. Jangan mencekoki masyarakat dengan informasi macam-macam atau aneh-aneh yang tidak masuk akal,” katanya. •Red/Day