2024-12-22 17:11

Tokoh Betawi Sjarief Mustafa Berpulang

Share

HARIAN PELITA — Duka mendalam dirasakan keluarga besar Kaum Betawi baru saja ditinggalkan tokoh panutannya H Sjarief Mustafa.

Sjarief yang cukup disegani di sejumlah organisasi kebetawian, wafat dalam usia 73 tahun, hari Sabtu (28/9/2024) pukul 08.00 pagi, setelah dirawat hampir sepekan di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Barat.

Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata Pemprov Jakarta,
Marullah Matali mengaku sudah lama mengenal sosok almarhum di zaman Gubernur DKI Sutiyoso. Saat Itu Sjarief Kepala Bintal dan Kesos DKI Marullah adalah stafnya.

Kesan mendalam dari sosok almarhum, kata Marullah, adalah rasa disiplinnya yang tinggi dan sabar membimbing bawahannya yang masih muda-muda.

“Mungkin kalau saya tidak kenal Haji Sjarief Mustafa langkah dan kehidupan saya beda ceritanya. Beliau yang mengenalkan saya dengan banyak hal. Beliau tidak pelit dengan informasi yang dia miliki dan ditularkan dibagikan kepada junior-juniornya. Saya merasakan sekali, meskipun dengan caranya sendiri,” kata Marullah usai pemakaman almarhum di Kompleks Masjid Raudhatul Jannah Rawabuaya.

Keteladanan lain, kata Marullah, adalah sikapnya yang tidak memihak blok manapun saat organisasi kebetawian dilanda perbedaan.

“Beliau tidak ada blok sana tidak ada blok situ,” kata dia.

Namun, yang jelas perjuangan dan semangatnya patut dipuji, terutama dalam organisasi Betawi. Saat masih aktif almarhum pernah juga menjadi Bendahara NU DKI
saat ketua tanfidziyahnya Fauzi Bowo di tahun 2010-an.

Sjarief juga pernah jadi Ketua Perhimpunan Masyarakat Jakarta (Permata) Mohammad Husni Thamrin (MHT), dan banyak melahirkan gagasan baru bagi kemajuan Kaum Betawi.

Bahkan, luar biasanya, H Sjarief membangun sekolah dan pesantren di saat sudah pensiun demi mengabdikan diri pada umat dan masyarakat.

“Kita tidak ragu kebaikan beliau mudah-mudahan bisa diteruskan oleh juniornya, meskipun sebenarnya beliau meninggal belum terlalu tua. Saya merasakan beliau lebih banyak kebaikannya kepada kita semua. Tapi, (umur) bukan soal sehat dan soal sakit kalau Allah memang sudah kangen, rindu sama dia, dipanggil duluan ya kita ikhlas,” katanya. ●Redaksi/DNH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *