
Belajar dari Kematian Vannesa || Catatan Ariful Hakim
PERTAMA, jika melakukan perjalanan jauh, kenakan sabuk pengaman. Sabuk ini dibikin setelah melalui riset yang panjang. Minimal ketika terjadi benturan keras kita tidak akan terlempar keluar.
Dari olah TKP, Vanessa Angel diduga tidak mengenakan sabuk pengaman, karena duduk di kursi deret kedua. Hal ini terlihat pula ketika ia mengunggah video, dan menulis insta story, “Ada yang tahu aku hendak ke mana? ” tujuh jam sebelum mobilnya menabrak pagar pembatas jalan.
Kedua, jangan merasa aman ketika disopiri orang lain. Apalagi sampai kita lalai mengingatkan sang sopir, jika lelah berhentilah. Minimal gantian nyopir. Karena ada tipikal sopir yang merasa nggak enak kalau mau ngomong sudah ngantuk atau pengin rehat.
Idealnya, setiap 3-4 jam istirahat. Regangkan otot otot. Ngopi kalau ngantuk. Satu hal yang selalu saya bilang ketika perjalanan jauh, saya minta jangan ngebut ke sopir. Kemudian kalau ngantuk ngomong, biar gantian. Biasanya, saya tidur duluan. Meski ada yang bandel nggak apa apa bablas aja. Untung masih dikasih keselamatan oleh Allah.
Ketiga, saat ada balita, alangkah baiknya pakai kursi tambahan. Khusus buat balita. Bersyukur, anak Vanessa selamat. Tapi tidak ada salahnya kursi khusus buat balita selalu tersedia di mobil.
Empat, jangan mengulang ulang omongan yang sama, karena omongan adalah doa. Vanessa dan suami kerap berbicara soal kematian. Bahkan sang suami pernah bilang jika Vanessa meninggal, ia memilih ikut meninggal. Biar anaknya diasuh yang lain, karena sudah aman ada asuransi.
Memang kita tidak tahu takdir kita. Tapi jangan mendahului Kuasa Allah, dengan permintaan yang aneh aneh. Apalagi terkesan ‘menantang’. Tetaplah berkata yang baik. Atau setidaknya memohon doa yang baik. Karena setiap doa dicatat oleh malaikat.
Kelima, setiap musibah sebelum kematian datang adalah ”jeweran’ dari Allah. Tugas kita adalah segera merenung. Membuka kembali lembar lembar masa lalu, apakah kita pernah melakukan perbuatan yang membuat Allah tidak berkenan. Kemudian segera kembali ke jalan yang diridoi Allah.
Dulu ada penyanyi tenar. Usai pulang dari klub malam, disopiri seorang pria, mobilnya nabrak barrier jalan. Jungkir balik. Dia masih selamat, meski mengalami luka cukup berat. Dirawat dirumah sakit. Sembuh. Tapi setelah sembuh, dia masih tetap menjadi pecandu narkoba. Hingga akhirnya dia meninggal overdosis di sebuah hotel di Kemang.
Intinya, sekelam apapun masa lalu kita, selama Allah masih ngasih nyawa, kesadaran untuk kembali ke jalan-Nya masih tetap terbuka. Karena kematian selalu datang tiba tiba, tanpa memberi aba aba.
Keenam, kematian datang di usia berapa saja. Kita tidak tahu apakah ketika kematian datang kita sedang mengingat Allah atau sedang mengingat ingat nomor judi togel yang baru saja kita pasang. Jangan merasa aman karena masih muda dan sehat.
Jika kesadaran untuk ingin berubah datang, sebaiknya jangan menunda. Nasihat ke enam ini saya tulis buat saya pribadi ya? Jadi jangan diajak maksiat lagi ya teman teman. Sudah mau tobat hehehe. Salam Jumat barokah. Semoga kita semua diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah, iman Islam dan digolongkan oleh Allah sebagai jiwa jiwa yang tenang, yang menjemput kematian dengan senyuman. Aamiin YRA. Tabik. *** ●Penulis Jurnalis Senior