
Kejamnya Riba || Oleh Endah Sayani
MAU TAHU betapa kejamnya riba? Mulai dari cerita teman, sahabat sampai wawancara dengan seseorang yang bertugas disalah satu tempat untuk meminjamkan uang secara mudah dan membaca dari berbagai sumber banyak yang terjerat riba.
Kita ambil salah satu contoh motor yang cukup banyak peminatnya.
Harga sebuah motor Rp18.000.000 sampai dengan Rp19.000.000.
Dengan DP Rp2.000.000 diangsur selama 3 tahun, kira-kira cicilan perbulan Rp867.000×35 bulan
▪︎Mari kita kupas tuntas disini:
“Apabila dihitung jumlah angsuran Rp867.000 x 35 bulan berapa?”
Jumlah yang harus dibayarkan hingga lunas 35 bulan sebesar “Rp30.345.000”
“Tambah DP yang 2 juta!”
Total “Rp 32.345.000,-“
“Ini total harga motor jika ambil kredit, padahal harga motor tadi aslinya hanya 18-19 juta, (apabila dibayar Cash)”
“Lantas jika bisa bayar lancar, selama 3 tahun ke depan motor itu jadi milik kamu. Kira-kira kalau kamu jual, itu motor paling tinggi bisa laku berapa?” “Mungkin sekitar 10-12 juta saja”.
“Dari selisih nilai cash dan kredit tadi, kamu sudah rugi 13 juta, sekarang ditambah lagi 7 juta dari penyusutan barang. Total kerugian sudah 20 juta. Nah, apa kamu mau bayar Rp32.345.000,- untuk sebuah barang yang nilainya 12 juta saat barang itu sah menjadi milik kamu?
Saat kita nggak bisa bayar, kredit macet, motor sudah pasti ditarik, uang muka dan cicilan ikut hilang.
Ini hanya salah satu contoh, dan ada lagi yang lebih kejam saat ini maraknya pinjol atau pinjaman online dengan bunga selangit tanpa harus ada agunan, yang membuat orang-orang yang sedang merasa kesulitan ekonomi merasa terbantu karena mudahnya persyaratan hanya perlu ktp, nomer kartu keluarga, foto selfi dengan ktp alamat email dan nomor telepon dan penjamin hanya orang terdekat.
Padahal ini hanya tipu muslihat para pemilik uang agar mendapatkan keuntungan secara instan dan untung besar, maka dari itu kita harus bijak dalam menyikapi hal seperti ini.
Sistem riba amat menyengsarakan dan mencekik leher kaum dhuafa (lemah). Kehidupan mereka yang serba kekurangan, justru semakin tercekik oleh pemberian hutang dari kaum yang kuat dan bermodal. Memang dengan prosedur yang tidak berbelit-belit, mereka dengan mudahnya dapat menerima pinjaman dari kaum pemilik modal.
Tapi, pertama kali menerima uangnya saja sudah dipotong, sehingga mereka tidak dapat menerima sejumlah uang yang tertera pada perjanjian utang piutang.
Lebih dari itu, baru sehari mereka berhutang langsung didatangi oleh para penagih yang ditugaskan oleh pemilik modal. Utang bunga pun menjadi berlipat ganda besarnya dan si pengutang tidak diberi kesempatan untuk memutarkan uang pinjaman itu. Jika kita pikirkan dengan akal sehat, tentu kita akan berkata, “Betapa kejamnya para pengambil riba itu!”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih)
▪︎Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,
“Riba itu ada tujuh puluh dosa. Yang paling ringan adalah seperti seseorang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (H.R. Ibnu Majah, no. 2274. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila”. (Al-Baqarah/2:275) (HR. Thabrani di dalam Mu’jamul Kabir, No 14537)
Banyak dari kita yang lebih mengedepankan gengsi dalam memenuhi tuntutan gaya hidupnya. Parahnya, gaya hidup itu terlalu dipaksakan.
Sebenarnya kalau kita mau berfikir, sabar dan ikhtiar sedikit lebih keras saja, ada beberapa solusi yang bisa kita pilih.
Misal, dengan menyimpan hartamu dalam bentuk Dinar Emas dan Dirham Perak agar tidak menyusut nilainya, sehingga cita-cita membeli motornya lebih cepat tercapai dan barokah.
Riba; dicicil kena bunga, telat kena denda dan dilunasi kena pinalti, dilema!
Masih tertarik dengan segala yang berbentuk riba? Kini saatnya berpikir ulang agar tidak terjerat hutang!
Semoga Alloh selalu melindungi kita dari jeratan dosa riba dan mengampuni dosa kita.***
Editor: Agatha
Artikel tentang dosa riba harus terus digencarkan, mengingat saat ini riba sudah masuk ke semua pintu rumah dan dianggap biasa. Banyak yg tdk menyadari bahanyanya riba bahkan dosanya riba itu sangat besar bak menantang perang dr Alloh SWT dan Rasulnya.
Twrimakasih responnya