2025-05-27 15:55

Kenalilah Dirimu || Septian MA

Share

SAAT kita melihat sesuatu yang indah, lazimnya kita menilai bahwa objek yang kita lihat itulah yang indah, tanpa terlebih dahulu kita memikirkan kenapa objek tersebut bisa tampak indah. Di saat itu pula kita telah melupakan sebuah komponen lain yang sangat penting dan membuat kita bisa menilai sesuatu keindahan itu.

Mungkin sampai sini teman-teman menjadi penasaran, apa komponen itu. Tunggu dulu. Sedikit bocoran, bahwa sesuatu itu adalah apa yang ada pada diri kita dan bukan di luar. Bagaimana sudah ada gambaran?

Ya, anda sangat tepat. Sesuatu itu adalah indra. Seperti yang kita ketahui bersama, kita mempunyai lima panca indra dan saya rasa tidak perlu disebutkan semua karena di bagian atas saya memulai dengan kata melihat, jadi jawabannya adalah mata.

Jawabannya cukup simple bukan? Sekarang mari kita fikirkan sesuatu yang simpel itu, keindahan itu bisa kita sebut indah karena ada mata yang bertindak merekam, jadi peran mata sangatlah penting.

Sekarang kita bayangkan misalnya di hadapan kita terhampar banyak sekali keindahan, bisa jadi sekuntum mawar; taman bunga; artis korea; atau apapun yang menurut kita indah tetapi kita tak punya mata untuk melihatnya. Bisakah semua keindahan itu dikatakan indah?

Jadi persoalannya tidak seremeh yang kita kira. Jika kita menganggap objek tersebut indah tanpa menghiraukan mata sebagai indra yang merekamnya besar kemungkinan pengetahuan kita tentang diri sangat buruk bahkan kita telah melupakannya.

Kelupaan kita untuk melihat ke dalam diri menjadikan kita asing terhadap diri sendiri. Sebagai akibatnya di era teknologi yang semakin pesat dampak dari kecenderungan kita untuk melihat keluar diri menyebabkan sekian banyak kebencian juga kekerasan entah fisik atau verbal.

Kita jadi lebih mudah menuding kepada orang lain tanpa terlebih dulu mengadakan sebuah evaluasi diri. Dan sebagai hasilnya kita tergolong ke dalam peribahasa, “Semut di seberang laut kelihatan, gajah di pelupuk mata tak tampak.”

Bila kita melihat dari sudut pandang agama, melihat ke dalam diri menjadi sesuatu yang begitu urgen. Hal tersebut disinggung di dalam Al-Qur’an, “Aku lebih dekat daripada urat lehermu“.

Tidak tanggung-tanggung, lebih dekat dari urat leher kita. Ini merupakan sebuah isyarat bahwa Allah SWT menyuruh kita untuk lebih melihat ke dalam diri kita untuk terus-menerus mengadakan evaluasi diri. Lantas kenapa kita masih saja menghakimi orang lain? Alih-alih kita mendapatkan kedekatan dengan Allah SWT justru kita malah semakin jauh dari-Nya.

Di kali yang lain seorang yang arif mengatakan, “Kenalilah dirimu maka kau akan mengenal Tuhanmu.“ Saya kira anjuran ini amat sangat jelas.
Jadi, dari persoalan melihat saja, kita telah diajarkan untuk lebih mengenali diri kita dengan terus-menerus mengadakan evaluasi guna menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Selain itu, bila kita menengok kembali perkataan orang arif di atas, dengan kita memahami siapa sejatinya diri kita maka akan mengantarkan kita kepada pengenalan yang lebih besar yakni pengenalan terhadap Tuhannya. Di dalam sufisme disebut ma’rifatullah.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *