
Menyambut HUT RI ke 77: Jujurlah Pada Sejarah dan Jangan Dibelokkan
MENYAMBUT Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang saat ini memasuki usia ke 77,perlu kiranya kita mengingat kembali jasa-jasa para tokoh- tokoh Nasional pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Pada kesempatan ini, penulis mengutip salah satu ceramah Almarhum KH Tengku Zulkarnain yang bertemakan tentang sejarah bangsa.
Judul dari ceramah Almarhum Tengku Zulkarnain itu adalah ” Jujurlah Pada Sejarah ” Dan jangan dibelokkan.
Almarhum menceritakan sebuah perjalanan Mohammad Natsir, seorang Ulama, politikus dan juga seorang pejuang Kemerdekaan Indonesia.
Saat itu Natsir berkeliling ke beberapa wilayah di Tanah Air dengan membawa surat yang namanya Misi Integral tujuannya supaya Indonesia kembali menjadi NKRI.
“Semua wilayah bersedia menandatangani misi yang dibawa , termasuk Aceh. Karena yang datang adalah Mohammad Natsir. Kalau yang datang Bunga Karno gak ada yang mau. Sebab kita udah berontak semua. Aceh berontak, Karto suwiryo, Jawa Barat berontak, karena pegawai negeri dan tentara gak dikasi gaji ama Bung Karno. Mau makan apa, berontaklah semua, ” ungkap Almarhum yang dikutip dari Tik Tok joemanih 70.
Saat itu kata Almarhum KH Tengku Zulkarnain duit tidak ada, pusat gak punya duit. Maka dibikinlah Republik Serikat, dimana masing masing daerah bayar gaji sendiri.
“Mohammad Natsir lah yang membuat Mosi Integral. Akhirnya tahun 1950 atas jasa Mohammad Natsir, Ketua Partai Masyumi, Indonesia kembali menjadi NKRI, ” ujar ulama asal Riau yang terkenal vokal ini.
“Dan ini sejarahnya dibenam aja, ditanam supaya kalian gak pernah tahu. Ada jasa orang -orang hebat. Dan itu di penjarakan. Tahun 60 dipenjara semua itu, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, ” tuturnya.
Dia mengingatkan kepada generasi muda agar tahu tentang jasa orang orang hebat dimasa Kemerdekaan. Syafruddin Prawiranegara ini kata Almarhum adalah Presiden Darurat Republik Indonesia.
“Waktu Bung Karno ditangkap Belanda dengan Hatta di Jogja, di penjara. Maksudnya supaya Indonesia bubar.Lalu Bung Karno bikin teleg, dikirim ke Bukit Tinggi, supaya Indonesia, karena presiden dan wakil presiden di penjara, supaya Indonesia gak bubar dibikinlah Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Presidennya Syafruddin Prawiranegara, wakil presiden nya Tengku Muhammad Hasan, gubernur Sumatera pertama, orang Aceh, ” paparnya.
Hampir satu tahun Syafruddin Prawiranegara dan Tengku Muhammad Hasan menjadi Presiden dan Wakil Presiden Darurat Republik Indonesia.
Lalu setelah Bung Karno dibebaskan, perjanjian Meja Bundar sudah terjadi, perjanjian Renville terjadi, yang di pimpin oleh Mohammad Roem yang juga pernah di penjara pada tahun 1950, akhirnya kekuasaan Indonesia kembali kepada Bung Karno.
Namun Almarhum Tengku Zulkarnain sangat menyayangkan, sampai sekarang foto foto orang orang yang berjasa tersebut tidak pernah di pasang di Istana Negara.
Dia menilai tidak adanya kejujuran sejarah di Republik Indonesia. Harusnya kata Almarhum, Disamping Presiden dan Wakil Presiden saat itu Bung Karno dan Hatta, lalu disampingnya harus dipasang foto para Perdana Menteri Perdana Menteri, seperti Sutan Syahrir, Mohammad Natsir, dan juga foto Syafruddin Prawiranegara dan Tengku Muhammad Hasan.
Maka dia menghimbau kepada para generasi muda anak bangsa yang nantinya meluruskan sejarah dan wajib mengetahui orang orang yang berjasa terhadap Kemerdekaan Republik Indonesia. Dia juga berpesan agar semua pihak jujur terhadap sejarah dan jangan ada yang dibelokkan.
Selamat Menyambut HUT RI ke 77, mudah mudahan semua Arwah para Pahlawan mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT Amin Yarobal Alamin…. **** ●Penulis Zulkarnain