
NU Akan Dijauhkan Bila Yahya Staquf Terpilih Ketua Umum PBNU || Oleh Abdul Hamid Rahayaan
INDONESIA adalah negara dengan jumlah penduduk umat Islam terbanyak di dunia. Dan sebaliknya Nahdatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar di dunia, tentu Indonesia dan Nahdatul Ulama menjadi perhatian dunia Islam dan dunia Barat, dimana kini Nahdatul Ulama akan menggelar Muktamar yang ke 34 di Lampung, tepatnya tanggal 22-24 Desember 2021.
Muktamar tersebut hasilnya bisa menjadi rahmat sekaligus bencana bagi NU, warga Nahdiyin, bangsa dan negara apabila para muktamirin salah dalam memilih Ketua Umum PBNU yang baru.
Kenapa demikian, karena calon Ketua Umum PBNU atas nama Yahya Staquf sudah terkenal dikalangan umat Islam bahwa yang bersangkutan adalah bagian dari jaringan Yahudi di Indonesia.
Tentu hal ini sangat riskan bagi NU maupun umat Islam pada umumnya. Sebab Yahudi adalah musuh Rasulullah dan umat islam, sementara warga NU adalah penerus risalah Rasulullah.
Karena itu jika Yahya Staquf menjadi Ketua umum PBNU tentu sangat merugikan NU dan umat islam.
Kedepan Nahdatul Ulama akan terpojok karena apapun baik buruknya kebijakan Yahya Staquf, pasti di identikan dengan Yahudi, sehingga dipastikan Yahya Staquf tidak dapat membantu pemerintah dan negara dalam mengtasi kalangan Radikal yang merupakan musuh negara yang setiap saat ingin merusak citra dan merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena Yahya dianggap orang bermasalah menurut mayoritas umat islam karena diidentikkan dengan Yahudi.
Apalagi pernyataan Yahya Staquf yang mengidentikkan keturunan Rasulullah sebagai imigran atau pengungsi dari Arab yang datang ke Indonesia, tentu hal ini sangat menyakitkan para Habaib dan seluruh warga NU, karena warga NU karena warga NU diwajibkan untuk menghormati zuriat Rasulullah, sementara disisi lain calon Ketua Umum PBNU justru dengan mudah melecehkan keturunan Rasulullah.
Atas dasar tersebut saya menyerukan dan menyarankan kepada para Ulama, para kiyai, Ketua wilayah NU dan Ketua cabang NU di seluruh Indonesia agar tidak memilih Yahya Staquf sebagai Ketua Umum PBNU karena mudhorotnya lebih besar, baik untuk NU, umat islam, maupun stabilitas bangsa dan negara dan juga kepada Presiden Joko Widodo agar tidak mendukung Yahya Staquf sebagai Ketua Umum PBNUPBNU karena dampaknya sangat besar terhadap stabilitas keamanan.
Sebaik, Presiden harus mendukung calon Ketua Umum PBNU yang dapat memberikan jalan keluar atas permasalahan bangsa dan dapat bermanfaat untuk kepentingan rakyat .
Maka saya mengajak kita semua untuk mendoakan agar Muktamar PBNU yang ke 34 ini bisa menghasilkan Ketua Umum PBNU yang amanah dan dapat membawa manfaat untuk rakyat bangsa dan negara. ●Penulis Penasehat Pribadi KH Said Aqil Siraj
Politik sesungguhnya membenarkan yg salah dan membebani yg benar.politik pulah bisa menghalalkan segala cara demi mencapai suatu tujuan cita cita yg suci.karena itulah politik sendiri bertajam muka dan belakang.Teman bisa jadi lawan musuh bisa jadi saudara.untuk itulah gunakanlah politik Rasulullah.merangkul untuk menjadi akrab dan akrab menjadi satu untuk memperjuangkan satu tujuan.dengan warna yg berbeda.perbedaan merupakan senih didalam hidup.hidup memiliki tujuan Tujuan Hidup adalah Ibada.Gunakanlah memen Muhtamar sebagai Wahana atau mediah media dakwah untuk menuwai hasil ibadah yaitu Nubua.