2025-05-24 3:48

Pelatih Baru, Persija Terseok-seok, “Gigi” Thomas Doll Ompong

Share

HARIAN PELITA — Baru tampil di pembuka BRI Liga 1, Persija Jakarta bagai tak bertaji meskipun memiliki pemain asing berkelas Eropa, tapi saat berlaga di laga resmi, mati kutu.

Apalagi Persija Jakarta punya pelatih juga berkelas Eropa, Thomas Doll. Strategi jitu Thomas Doll tidak berkembang ketika melawan Bali United yang akhirnya takluk 0-1.

Pada BRI Liga 1 tahun 2021-2022 lalu, Persija Jakarta juga tenggelam didasar klasemen. Gonta-ganti pelatih dan pemain pun juga tak bisa memperlihatkan tajinya. Termasuk ketika mengikuti Piala Presiden 2022, Persija Jakarta pun jadi bulan-bulanan.

Bahkan mengalami kekalahan di pertandingan perdananya di laga pembuka BRI 1 2022-2023, pelatih Persija Thomas Doll merasa bahwa performa pemain belum maksimal.

“Seperti yang kita bisa lihat, kami bermain bagus di babak pertama. Kami bisa menyerang dari berbagai situasi, namun di depan gawang kami tidak terlalu baik. Untuk babak kedua bermain tidak terlalu bagus dan kami hanya melakukan satu tendangan ke gawang lawan,” kata Thomas Doll pada jumpa pers usai laga.

Banyak alasan Thomas Doll ketika memberikan keterangan kepada wartawan. Salah satunya mengomentari beberapa insiden tidak menguntungkan bagi timnya.

“Kami sangat tidak beruntung dengan keputusan wasit. Padahal mereka mempunyai lima wasit di lapangan. Seharusnya kami mendapatkan penalti dari umpan silang Firza (Andika). Sangat disayangkan di sini tidak mempunyai VAR. Selain itu Bali United sempat mempunyai 12 pemain di lapangan, hal ini seharusnya tidak terjadi,” kata Thomas Doll.

Bahkan Hanno Behrens pemain asing asal Jerman itu turut berkomentar;  “Saya setuju dengan coach bahwa kami bermain sangat dominan di babak pertama. Terkait dengan keputusan wasit, menurut saya memang seharusnya penalti tetapi hal itu sudah tidak bisa diubah lagi. Saat Bali United berhasil memasukan bola membuat kami terkejut. Mungkin kalau kami berhasil membuat gol lebih dulu pasti keadaan akan berubah,” ujar Hanno.

Kesimpulannya, pemain Persija Jakarta tidak memiliki pemain pelapis yang bisa memberikan bola umpan yang akurat kepada dua pemain asingnya di lini depan. Kemudian antar pemain sangat jauh jaraknya, ketika serangan ke lini pertahanan lawan. ●Redaksi/Alia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *