
Sambut Pintu Wisata Dibuka Kembali, Bali Gencarkan Tata Kelola Sampah
HARIAN PELITA — Setelah hampir dua tahun menghadapi pandemi Covid-19, Bali sebagai pusat pariwisata terbesar di Indonesia membuka kembali border untuk menyambut wisatawan domestik dan mancanegara.
Meskipun hingga saat ini occupancy rate hotel-hotel di Bali masih sangat rendah hingga Oktober 2021, Bali sudah melakukan persiapan-persiapan untuk menyambut kembali wisatawan mancanegara.
“Kami yakin ketika bisnis pariwisata kembali normal, dengan kesiapan yang kami lakukan sekarang, kami akan siap menyambut para wisatawan kembali ke Bali,” kata Ratna Soebrata, Kepala Divisi Pengembangan Kerjasama Internasional Bali Tourism Board saat membuka sesi bincang-bincang webinar yang digelar PT Trinseo Materials Indonesia, di Denpasar Bali pada Kamis (3/2).
Sesi webinar dipandu oleh Hanggara Sukandar, Sustainability Director Responsible Care® Indonesia, berlangsung di Kuta, Bali dan dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Drs. I Made Teja, Kepala Divisi Pengembangan Kerjasama Internasional Bali Tourism Board Ratna Soebrata serta Founder dari Bali Waste Cycle dan Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia Putu Ivan Yunatana.
Bali yang cukup terdampak dengan hadirnya pandemi Covid-19 ini sudah banyak melakukan penyesuaian. Mulai dari menerapkan protokol untuk meyakinkan wisatawan datang ke Bali dengan aman, mengadakan promo penerbangan dengan maskapai, hingga promo hotel-hotel dengan biaya yang sangat spesial dibanding yang ditawarkan sebelum adanya pandemi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Drs. I Made Teja memberikan pemaparan adanya peraturan PPKM yang mengurangi aktivitas di luar ruangan sangat berpengaruh dengan peningkatan sampah, terutama sampah PS Foam atau styrofoam.
Kebijakan pengelolaan sampah yang sudah tertuang di dalam Peraturan Gubernur 47 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber menyebutkan bahwa kewajiban dari penghasil sampah dalam pengelolaan sampah di sumber adalah dengan cara menggunakan barang dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Hal tersebut dilatarbelakangi dari cara pandang, pandemi Covid-19 membuat para pedagang membutuhkan kehigienisan dalam menjaga makanan yang telah disajikan. Begitu juga dengan kebutuhan kemasan makanan agar tetap terjaga keamanannya dari berbagai kontaminasi.
Dengan berbagai jenis kemasan makanan yang tersedia, para pedagang memilih kemasan yang efektif dalam menjaga makanan tersebut. Salah satunya yaitu kemasan makanan berbahan PS Foam yang berguna dalam menjaga keamanan kepada para konsumennya. Selain itu kemasan makanan berbahan PS Foam sangat terjangkau dari segi ekonomisnya. Hal tersebut yang diperlukan di saat-saat seperti pandemi saat ini.
Selain itu, PS Foam yang berbahan dasar Polystyrene adalah pilihan tepat untuk daur ulang berkelanjutan karena dapat didaur ulang 100% ke kondisi bahan bakunya dengan program yang telah diinformasikan dari ahli professional Polystyrene itu sendiri. Dengan memilih untuk mendaur ulang, Polystyrene menjadi sesuatu yang berdampak baik dari segi penghijauan dan ekonomi. ●Red/06